China Berlakukan Pembatasan Pada Diplomat AS, Apa Sebabnya?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
12 September 2020 18:45
A security official wearing a face mask stands guard before an event to honor some of those involved in China's fight against COVID-19 at the Great Hall of the People in Beijing, Tuesday, Sept. 8, 2020. Chinese leader Xi Jinping is praising China's role in battling the global coronavirus pandemic and expressing support for the U.N.'s World Health Organization, in a repudiation of U.S. criticism and a bid to rally domestic support for Communist Party leadership. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Foto: Petugas mengenakan masker saat berjaga sebelum acara untuk menghormati beberapa dari mereka yang terlibat dalam perang China melawan COVID-19 di Aula Besar Rakyat di Beijing, Selasa, 8 September 2020. (AP / Mark Schiefelbein)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Luar Negeri China pada hari Jumat (10/9/2020) mengatakan telah memberlakukan pembatasan pada staf di Kedutaan Besar dan konsulat Amerika Serikat (AS) di China daratan dan Hong Kong.

Dalam pernyataannya, kementerian mengatakan pembatasan diberlakukan sebagai tanggapan atas tindakan AS yang diumumkan awal bulan ini. Namun, mereka tidak merinci apa saja yang masuk dalam tindakan tersebut, lapor Reuters.

Menurut pernyataan, aturan akan berlaku untuk diplomat senior dan semua personel lainnya di Kedutaan Besar Amerika di Beijing dan konsulat di seluruh China. Namun dalam pernyataan juga disebutkan bahwa China mendukung pembicaraan normal dan kerja sama antara semua sektor kedua negara dan mengatakan pembatasan dapat dicabut jika AS mencabut tindakan yang diberlakukannya Oktober lalu.

"Sekali lagi kami mendesak pihak AS untuk segera memperbaiki kesalahannya dan mencabut pembatasan tidak wajar yang diberlakukan pada Kedutaan Besar China dan konsulat serta staf mereka. China akan membuat tanggapan timbal balik atas tindakan AS," kata juru bicara kementerian yang tidak disebutkan namanya, dalam pernyataan.

Sebelum ini, AS telah lebih dulu menerapkan batasan pada pejabat China, termasuk mewajibkan diplomat China untuk melaporkan perjalanan dan pertemuan yang dianggap sebagai upaya untuk mencegah campur tangan dalam komunitas China perantauan dan pelajar asing.

AS juga mengeluh tentang kurangnya akses timbal balik dalam akses ke media, dengan mengatakan diplomat China dapat menyampaikan pandangan mereka ke seluruh media AS sementara perwakilan Amerika dijauhi oleh media pemerintah China, lapor Deccan Herald.

Langkah China ini bisa memperburuk hubungan kedua negara yang sudah berada di titik terendahnya. Sebagaimana diketahui, AS-China telah terlibat perselisihan dalam berbagai hal, mulai dari perdagangan, teknologi, hingga soal Laut China Selatan.

Baru-baru ini masalah mereka juga merembet ke bidang diplomasi dan media, di mana AS memerintahkan penutupan Konsulat China di Houston pada bulan Juli. AS juga membatasi jumlah warga negara China yang bekerja untuk media pemerintah di AS, yang menyebabkan 60 reporter harus dikeluarkan. AS juga telah mengurangi waktu kunjungan di visa untuk sejumlah warga China, dari satu tahun menjadi tiga bulan.

China menanggapi dengan memerintahkan penutupan Konsulat AS di kota barat daya Chengdu dan menunda pembaruan kredensial untuk beberapa jurnalis mereka sambil menunggu tanggapan positif dari Washington.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Adu 'Otot' AS & China Tanamkan Investasi, RI Pilih Mana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular