PLN Diminta Jaga Keandalan Listrik agar Tak Padam Saat PSBB

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
10 September 2020 12:12
PLN Pastikan Pasokan Listrik dan Pelayanan Pelanggan Tetap Terjaga Selama Work From Home (dok: PLN)
Foto: PLN Pastikan Pasokan Listrik dan Pelayanan Pelanggan Tetap Terjaga Selama Work From Home (dok: PLN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya yang selama ini kesehariannya beraktivitas di ibukota RI ini harus kembali melakukan berkegiatan di rumah saja selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan kembali mulai Senin, 14 September mendatang.

Ketika masyarakat kembali berdiam di rumah, maka tentunya pasokan listrik harus tetap dijamin keandalannya. Jangan sampai, ketika masyarakat banyak beraktivitas di rumah, tiba-tiba harus menghadapi gangguan padam listrik. Bila ini terjadi tentunya akan semakin menimbulkan keresahan di masyarakat.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menuturkan bahwa PT PLN (Persero) selaku operator listrik di negeri ini harus bisa mempersiapkan dan menjaga keandalan pasokan listrik bagi masyarakat. Pasalnya, ketika beraktivitas di rumah, maka permintaan listrik di golongan pelanggan rumah tangga pasti akan tumbuh.

"Untuk PLN, yang terpenting adalah menjaga keandalan pasokan listrik, kesiapan pembangkit dan sistem kelistrikan," tutur Fabby melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/09/2020).

Fabby mengatakan diterapkannya PSBB di DKI Jakarta ini akan berdampak pada penurunan konsumsi listrik terutama di sektor industri, komersial, dan publik. Apalagi, lanjutnya, permintaan listrik dari ketiga sektor pelanggan PLN tersebut masih belum pulih dalam dua bulan terakhir setelah direlaksasinya PSBB sejak awal Juni lalu.

"Walaupun demikian, konsumsi listrik rumah tangga diperkirakan akan naik dan tumbuh karena aktivitas dilakukan di rumah," ungkapnya.

Meski diperkirakan ada penurunan permintaan listrik karena PSBB ini, namun menurutnya penurunannya tidak akan terlalu tajam bila dibandingkan saat April lalu. Pasalnya, kali ini hanya dilakukan di Jakarta, kecuali bila diikuti oleh sejumlah daerah lainnya.

"Yang (akan terapkan) PSBB sampai sejauh ini kan hanya Jakarta. Jadi kalau pun (permintaan listrik) turun, tidak akan turun seperti periode April-Juli yang lalu," tuturnya.

Berdasarkan data PLN, permintaan listrik selama pandemi Covid-19 sejak Maret mengalami penurunan, terutama di sistem Jawa Bali. Penurunan semakin tajam saat diterapkannya PSBB di sejumlah wilayah, termasuk DKI Jakarta. Berdasarkan data pada 7 April-12 April, permintaan listrik di Jawa Bali turun hingga 9,55%. Berdasarkan data akhir Maret sampai pertengahan April, permintaan listrik dari pelanggan bisnis dan industri mengalami penurunan signifikan, namun untuk sektor rumah tangga tidak mengalami penurunan.

Beberapa waktu lalu, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril kepada CNBC Indonesia mengatakan bahwa penjualan listrik masih tumbuh pada kuartal I tahun ini sebelum adanya pandemi. Namun setelah terjadinya pandemi Covid-19, penjualan pun turun. Penjualan listrik di sistem Jawa, Madura, Bali (Jamali) menurutnya terjadi penurunan 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (Year on Year/ YoY) atau rata-rata penjualan hanya sebesar 19,1 TWh selama diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Setelah PSBB (direlaksasi), walau belum bisa menyamai kondisi penjualan sebelum Covid-19, tapi sedikit-sedikit pertumbuhan semakin tinggi," ujarnya.

Menurutnya penjualan pada Juli masih minus 2%, lalu pada Agustus minus 1,9%. Ini menunjukkan kondisi yang semakin membaik dibandingkan pada awal-awal pandemi yang mencapai minus 10%-11%. Konsumsi listrik terbesar berasal dari sistem Jamali dengan persentase mencapai 72%, yang didominasi dari sektor industri dan bisnis.

Dia pun berharap hingga akhir tahun penurunan permintaan listrik bisa terjaga maksimal hanya turun 2%.

"Di Jamali trennya masih negatif, namun akhir Agustus pertumbuhan bisnis dan industri semakin memberikan nuansa positif, empat bulan terakhir kami jaga minus maksimal 2%," jelasnya.

Namun, dengan diterapkannya PSBB kembali, bukankah ini agak sulit bagi PLN untuk menjaga penurunan permintaan listrik hanya sekitar 2%?


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PLN: Pandemi, Konsumsi Listrik Industri Wilayah Jamali Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular