Internasional

Diam-diam Raja Salman Romantis dengan Putin, Kok Bisa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
08 September 2020 11:23
FILE PHOTO: Saudi Arabia's King Salman bin Abdulaziz Al Saud, attends a banquet hosted by Shinzo Abe, Japan's Prime Minister, at the prime minister's official residence in Tokyo, Japan, Monday, March 13, 2017.  To match Insight SAUDI-POLITICS/KING REUTERS/Tomohiro Ohsumi/Pool/File Photo
Foto: Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (REUTERS/Tomohiro Ohsumi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud memiliki keinginan untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Rusia. Hal itu dia sampaikan kepada Presiden Vladimir Putin,  dalam aliansi OPEC+, kelompok negara-negara penghasil minyak.

Melalui pembicaraan telepon, kedua pemimpin juga membahas pekerjaan G20 di bawah kepresidenan Arab Saudi, menjelang KTT hanya dalam waktu dua bulan. Termasuk kemajuan Rusia dalam mengembangkan vaksin virus corona (Covid-19), Sputnik V.


Menurut pernyataan dari Saudi Press Agency, Raja Salman menyatakan kepuasan atas peningkatan pertukaran perdagangan antara kedua negara. Ia pun menekankan peran konstruktif Federasi Rusia di OPEC+ dalam mencapai stabilitas dan keseimbangan di pasar minyak.

Pembicaraan itu muncul karena pasar minyak berada di bawah tekanan baru akibat pandemi Covid-19 yang menurunkan permintaan energi global. Meskipun pasar ini didukung selama empat bulan terakhir oleh kesepakatan pemotongan yang dipimpin oleh dua produsen terbesar di OPEC+.



Sebagai patokan internasional, harga minyak mentah Brent turun di bawah US$ 42 dalam perdagangan pasar kemarin, turun dari yang harga terbaik lebih dari US$ 46 baru-baru ini.

Komite menteri OPEC+ bertemu melalui konferensi virtual dalam waktu 10 hari untuk menilai status pasar minyak dunia saat ini. Arab Saudi dan Rusia berkomitmen untuk melihat melalui strategi disiplin pemotongan, kepatuhan, dan kompensasi yang telah membawa mereka kembali dari kerugian pada April lalu.

Sementara Putin menyoroti kerja sama yang berkelanjutan antara kedua negara dalam upaya menemukan vaksin untuk penyakit Covid-19. Rusia telah mengembangkan vaksin pertama, Sputnik V, dan bekerja sama dengan Arab Saudi untuk tahap uji coba kepada manusia.

Vaksin buatan Rusia baru-baru ini dinilai baik dalam studi peer-review di jurnal ilmiah Inggris The Lancet. Di mana vaksin itu disebut efektif dalam mengembangkan antibodi tanpa efek samping yang serius.

Arab Saudi adalah satu dari lima negara tempat uji coba manusia yang akan diadakan. Sebelumnya ilmuan kerajaan itu menghubungi langsung Institut Gamaleya Moskow, tempat Sputnik V, dikembangkan untuk kerja sama.



(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penyebab Kematian Pangeran Arab Saudi Masih Jadi Misteri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular