
Pindahkan Kedutaan ke Yerusalem, Serbia Kena Ultimatum Turki

Jakarta, CNBC Indonesia - Turki mengungkapkan "keprihatinan yang mendalam" atas keputusan Serbia untuk merelokasi kedutaan besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Kami menyerukan kepada semua negara untuk mematuhi resolusi PBB yang diadopsi mengenai masalah ini, menghormati status sejarah dan hukum Yerusalem, dan menahan diri dari langkah-langkah yang akan membuat resolusi konflik Israel-Palestina semakin sulit," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam pernyataan tertulis pada Sabtu (5/9/2020).
Sebagaimana dilaporkan Anadolu Agency (AA), disebutkan bahwa aneksasi Yerusalem oleh Israel ditolak oleh komunitas internasional dan PBB.
"Telah berulang kali ditekankan dalam berbagai resolusi PBB bahwa masalah Palestina hanya dapat diselesaikan dengan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat berdasarkan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya," lanjut Kemlu Turki.
Setiap negara yang memindahkan kedutaannya ke Yerusalem jelas merupakan pelanggaran hukum internasional, tambahnya.
Tanggapan Turki datang setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pada Jumat (4/9/2020) bahwa Serbia setuju untuk memindahkan kedutaannya ke kota yang diperebutkan pada Juli lalu.
Para pemimpin Serbia dan Kosova bertemu dalam dialog yang disponsori AS di Washington, di mana mereka mencapai tonggak bersejarah dan setuju untuk menormalisasi hubungan ekonomi.
Serbia dan Kosovo menandatangani perjanjian terpisah dengan AS, di mana Serbia setuju untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Kosovo dan Israel sepakat untuk menormalisasi hubungan dan menjalin hubungan diplomatik.
Serbia juga setuju untuk membuka kantor komersial di Yerusalem pada September mendatang.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kosovo & Serbia Buka Kedubes di Yerusalem, Sinyal Apa Ini?