Internasional

Trump Ditegur Raja Salman Soal Israel, Ini Cerita Lengkapnya

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
07 September 2020 16:41
FILE PHOTO: Saudi Arabia's King Salman bin Abdulaziz Al Saud talks during the opening of 29th Arab Summit in Dhahran, Saudi Arabia April 15, 2018. Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY/File Photo
Foto: Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS)

Jakarta, CNBC IndonesiaPresiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru-baru ini mendapat 'teguran' dari Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz. Teguran itu disampaikan karena pemerintahan Trump masih saja mengupayakan perdamaian antara negara-negara Arab dengan Israel.

Sebagaimana dilaporkan Reuters, Raja Salman memberitahu Trump lewat telepon bahwa Arab tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel jika solusi yang ditawarkan tidak adil. Arab hanya akan menormalisasi hubungan dengan Israel asal ada imbalan kesepakatan kenegaraan untuk Palestina, sesuai usulan Kerajaan di 2002 lalu, katanya.

"Israel juga wajib menarik penuh pasukan dari wilayah yang direbut sejak perang Timur Tengah 1967 itu," tulis media itu.

Pernyataan itu disampaikan Raja Salman setelah Pemerintahan Trump semakin gencar dan terang-terangan mendukung normalisasi negara-negara Arab dengan Israel, setelah Israel berdamai dengan Uni Emirat Arab (UEA) baru-baru ini.

Sebagaimana diketahui, pada Senin (31/8/2020), Penasihat Gedung Putih Jared Kushner telah secara langsung menemani delegasi Israel ke UEA untuk membicarakan normalisasi hubungan UEA-Israel di Abu Dhabi. Menantu Trump itu kemudian meneruskan tur ke negara-negara di kawasan Teluk lainnya mulai Selasa, dengan tujuan 'menarik' lebih banyak negara agar mau mengikuti jejak UEA, meski langkah itu menuai banyak kecaman.

Berikut sejumlah hal yang perlu diketahui soal rencana normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab.

Hubungan Palestina-Israel

Kondisi "bermusuhan" yang terjadi antara negara-negara Arab dengan Israel berakar dari buruknya hubungan Israel dengan Palestina.

Sebagaimana diketahui, Israel dengan Palestina merupakan "musuh abadi", dikarenakan kedua pihak telah terlibat perang sejak ribuan tahun yang lalu. Inti dari perdebatan kedua negara adalah perebutan wilayah.

Menurut Kiro 7, pada mulanya perselisihan terjadi saat wilayah Palestina yang terletak di sepanjang pantai Mediterania, diduduki oleh Israel, negara yang dibuat dari kesepakatan antara kumpulan bangsa-bangsa setelah Perang Dunia Kedua.

Namun, sejak awal berdiri, Israel dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membentuknya, langsung mendapat kecaman dari orang-orang Arab di Timur Tengah. Mereka juga mengakui wilayah yang diduduki Israel di sekitar kota suci Yerusalem sebagai milik mereka.

Sejak saat itu, hubungan Israel yang didukung AS, dan Palestina yang didukung negara Arab, terus memburuk. Kedua pihak terus terlibat perselisihan dan perang hingga mengorbankan banyak nyawa dan menghancurkan ekonomi.

Proposal Arab tahun 2002

Pada Maret 2002, Dewan Liga Negara-negara Arab di Tingkat Puncak membentuk kesepakatan di Beirut. Kesepakatan itu berisi soal rencana perdamaian Israel dengan Palestina.

Menurut The Guardian, salah satu poin dari kesepakatan itu adalah menegaskan kembali resolusi yang diambil pada bulan Juni 1996 pada KTT Arab luar biasa di Kairo bahwa perdamaian yang adil dan komprehensif di Timur Tengah adalah pilihan strategis negara-negara Arab, yang akan dicapai sesuai dengan legalitas internasional, dan yang akan membutuhkan komitmen yang sebanding bagian dari pemerintah Israel.

Selain itu, kesepakatan juga membahas soal penarikan penuh Israel dari semua wilayah Arab yang diduduki sejak Juni 1967, juga penerimaan Israel atas negara Palestina merdeka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya, sebagai imbalan atas pembentukan hubungan normal dalam konteks perdamaian komprehensif dengan Israel.

Negara-negara Arab sendiri terdiri dari 21 negara terpisah, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), sebagaimana dilaporkan Israel Science and Technology Directory. Secara kumulatif, ukuran populasi mereka 50 kali lipat lebih banyak dari Israel, dan ukuran wilayahnya mencapai 650 kali lipat lebih besar dari Israel.

Normalisasi hubungan Israel dan Uni Emirat Arab

Pada 13 Agustus 2020, Israel dan Uni Emirat Arab mencapai kesepakatan damai yang memungkinkan hubungan kedua negara menjadi normal dengan membentuk hubungan diplomatik yang baik.

Langkah itu pun menuai banyak kecaman, mengingat Israel selama ini dianggap sebagai 'musuh bersama' di Timur Tengah. Sebelumnya, Israel hanya memiliki kesepakatan damai dengan Mesir dan Yordania.

Salah satu bentuk kecaman atas normalisasi hubungan UEA dan Israel adalah langkah protes beberapa jamaah di masjid Al Aqsa di Yerusalem. Para jamaah membawa foto Putra Mahkota UEA Sheikh Mohammed bin Zayed dengan kata "pengkhianat" di bawah gambarnya.

"Bahwa Syekh Mohammed bin Zayed dan anjing-anjing kotornya menjaga diri mereka sendiri dan kepentingan mereka dan kita semua bisa masuk neraka." kata seorang anggota minoritas Arab Israel, Mohammad al-Sharif (45) dikutip dari Reuters.

Langkah UEA-Israel juga dikecam oleh Palestina. Menurut mereka, langkah itu melanggar posisi Pan Arab yang sejak lama berkeyakinan normalisasi hanya bisa diwujudkan apabila Israel menyerahkan 'lebih banyak tanah' kepada Palestina.

Pemerintah Iran juga telah menyampaikan rasa tidak sukanya pada hal tersebut. Iran menganggap perdamaian kedua negara merupakan "kebodohan strategis" dan mengatakan rakyat Palestina tidak akan memaafkan UEA.

"(Tindakan itu merupakan tindakan) kebodohan strategis dari Abu Dhabi dan Tel Aviv yang tidak diragukan lagi akan memperkuat poros perlawanan di kawasan itu," kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan pada Jumat (14/8/2020), dikutip dari AFP.

"Rakyat tertindas di Palestina dan semua negara bebas di dunia tidak akan pernah memaafkan normalisasi hubungan dengan rezim kriminal penjajah Israel dan keterlibatan dalam kejahatannya."


(res/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert! Jet Israel Jatuhkan Roket ke Jalur Gaza Palestina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular