Internasional

Diklaim Sasar RI Jadi Pangkalan, China Latihan Militer Lagi

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
07 September 2020 15:08
Chinese soldiers march in formation during a rehearsal before a large parade to commemorate the 70th anniversary of the founding of Communist China in Beijing, Tuesday, Oct. 1, 2019. Chinese Communist Party leader and President Xi Jinping on Monday renewed his government's commitment to allowing Hong Kong to manage its own affairs amid continuing anti-government protests in the semi-autonomous Chinese territory. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Foto: Parade Militer Memperingati Hari Kemerdekaan 70 Tahun Republik Rakyat China (RRC) di Beijing pada Selasa, 1 Oktober 2019 (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Jakarta, CNBC IndonesiaChina kembali menaikkan intensitas militernya. Mulai Senin (7/9/2020), Negeri Tirai Bambu ini akan mengadakan latihan militer lebih lanjut di sepanjang pesisir di timur laut dan timur negara tersebut.

Menurut Pemerintah China, ini merupakan latihan terbaru dari serangkaian latihan back-to-back yang tidak biasa dengan latar belakang peningkatan ketegangan antar regional.

"Latihan pertama akan dilakukan di Laut Bohai, di lepas pantai timur laut Qinhuangdao," kata Administrasi Keselamatan Maritim, sebagaimana dilaporkan Reuters, Senin (7/9/2020).

Set kedua, termasuk latihan tembak-menembak, akan diadakan di bagian selatan Laut Kuning pada Selasa (8/9/2020) dan kota Lianyungang, Rabu (9/9/2020). Semua kapal dilarang memasuki daerah itu.

Bulan lalu, China mengumumkan empat latihan terpisah. Di antaranya di Laut Bohai ke Laut Timur dan Kuning dan ke perairan Laut China Selatan yang disengketakan.

Namun latihan pekan lalu berujung panas dengan Amerika Serikat (AS). Di mana China menuding masuknya pesawat mata-mata AS ke lokasi.

China dan AS sendiri telah berselisih tentang segala hal. Mulai dari pandemi virus corona, teknologi, hingga perdagangan dan hak asasi manusia.

Pekan lalu, AS menyebut China bakal membangun pangkalan militer di sejumlah negara, termasuk RI. Proyek Belt and Road Initiative (BRI/OBOR) menjadi perantaranya.



Proyek ini merupakan program yang diinisiasi Presiden China Xi Jinping pada 2013 lalu. Di mana proyek ini menyediakan dana pembiayaan yang besar bagi anggotanya, hingga US$150 miliar atau setara Rp 2.137,6 triliun per tahun.

Hal ini terungkap dari laporan Departemen Pertahanan AS atau Pentagon ke Kongres. Pentagon menyebut bahwa China sepertinya hendak membangun pangkalan militer di sejumlah negara.

Laporan itu berjudul "Military and Security Developments Involving The People's Republic of China".

Dikutip dari website www.defense.gov, selain RI, militer AS menyebut China menargetkan sejumlah negara di dunia seperti Myanmar, Thailand, Singapura, Pakistan, Sri Lanka, Uni Emirat Arab, Kenya, Seychelles, Tanzania, Angola, dan Tajikistan.

China membantah tudingan dalam laporan itu. China bahkan mendesak balik AS, seraya meminta untuk berhenti membuat laporan yang "tidak bertanggung jawab".


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-siap Dunia, China Bisa Jadi Negara Militer Terkuat Bumi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular