Kabar Melegakan dari Sri Mulyani: Manufaktur Mulai Pulih

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
01 September 2020 18:05
Menteri Keuangan Sri Mulyani di Komisi XI DPR RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani di Komisi XI DPR RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja sektor manufaktur mulai menunjukkan adanya tren pemulihan. Terlihat dari indikator Purchase Manufacturing Index (PMI) pada Agustus 2020, yang naik menjadi 50,8 dibandingkan posisi Juli 46,9.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, perbaikan kinerja pada sektor manufaktur diharapkan akan terus berlanjut, seiring dengan perbaikan tren pemulihan setelah terjadi kontraksi ekonomi pada kuartal II-2020, yang terkontraksi -5,32%.

"Negara lain yang kontraksi ekonomi di kuartal II juga tunjukkan pemulihan dari kegiatan manufaktur meski untuk beberapa seperti Malaysia, Filipina, Thailand masih dalam kondisi PMI nya di bawah 50, karena kontraksi mereka sangat dalam. Kita harap momentum akan terus dijaga," ujar Sri Mulyani saat melakukan rapat dengan Banggar DPR, Selasa (1/9/2020).

Adapun tren perbaikan juga terjadi di berbagai negara, seperti Amerika Serikat (53,6), Tiongkok sebesar 53,1 dan Eropa 51,7. Namun, masih ada beberapa negara seperti Jepang (46,6) dan Thailand (49,7) yang belum mampu kembali level positif sejak pandemi.

Sementara aktivitas manufaktur Malaysia (49,3) dan Filipina (47,3) justru kembali terkontraksi pada bulan Agustus, setelah di Juli sempat positif.

"Ini menunjukkan kegiatan industri manufatur sudah mulai pulih dan diharapkan pemulihan itu bisa berlanjut," jelas Sri Mulyani melanjutkan.

Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Kacaribu mengatakan perbaikan aktivitas manufaktur yang terus berlanjut meningkatkan optimisme pemulihan ekonomi global, meskipun berbagai risiko masih harus diwaspadai.

Selain itu, perbaikan aktivitas manufaktur Indonesia didukung oleh peningkatan produksi dan pesanan baru. Hal ini diwujudkan dengan adanya peningkatan pesanan baru didominasi oleh permintaan dalam negeri sementara permintaan dari ekspor masih lemah di tengah situasi pandemi yang masih eskalatif.

"Pelonggaran pembatasan sosial di dalam negeri juga telah meningkatkan kepercayaan bisnis ke level tertinggi sejak Mei 2019 dan mendorong adanya perbaikan aktivitas ekonomi secara berkala," jelasnya.

Febrio mengatakan bahwa aktivitas bisnis terus meningkat di tengah upaya adaptasi kebiasaan baru dan pemberlakuan protokol kesehatan.

Sementara sisi ketenagakerjaan masih tertekan di tengah upaya pengendalian ongkos perusahaan serta adanya ekses kapasitas yang masih besar. Peningkatan kinerja manufaktur ini menjadi sinyal yang positif bagi prospek pemulihan ekonomi Indonesia pada semester II 2020.

"Dengan kontribusi per kuartal II 2020 sebesar 20% terhadap PDB dan serapan tenaga kerja per Februari 2020 18,5 juta orang, sektor manufaktur memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia," tuturnya.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani 'Pamer' Indeks Manufaktur RI Terbaik di ASEAN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular