Mahfud MD Sebut Bulan Depan Indonesia Resesi, Terus Gimana?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
01 September 2020 14:40
Cover Fokus, kecil, thumbnail, luar, tambang, Indonesia resesi
Foto: Cover Topik/Indonesia Resesi/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Suka tidak suka, mau tidak mau, Indonesia kemungkinan bakal mengalami resesi. Pahit memang, tetapi pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) membuat ekonomi dunia mengkerut, bukan cuma Indonesia.

Pada kuartal I-2020, PDB Indonesia memang masih tumbuh 2,97% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Namun ini adalah pencapaian terendah sejak 2001.

Pada kuartal berikutnya, Indonesia sudah tidak bisa menghindari kontraksi (pertumbuhan negatif). PDB pada periode April - Juni 2020 terkontraksi 5,32% YoY, terburuk sejak 1999.

Indonesia memang belum resmi masuk resesi, karena belum ada kontraksi PDB dua kuartal berturut-turut. Penentuannya ada di kuartal III-2020, kalau minus lagi maka Indonesia resmi masuk resesi.

"Kuartal ketiga, yang kita masih punya waktu satu bulan yaitu Juli, Agustus, September. Di September ini kita masih ada kesempatan. Kalau kita masih berada pada posisi minus, artinya kita masuk resesi," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD bahkan secara gamblang menyatakan Indonesia akan memasuki jurang resesi apabila melihat data-data terkini.

"Bulan depan, hampir dapat dipastikan 99,9% akan terjadi resesi ekonomi di Indonesia. [..] Pemerintah sudah siap menghadapi resesi dengan mengeluarkan Perpres 82/2020 tentang penanggulangan Covid-19 dan PEN," kata Mahfud.

Tidak ada salahnya kita berharap yang terbaik, tetapi pada saat yang sama kita harus bersiap menghadapi situasi terburuk. /Hope for the best, prepare for the worst.

Skenario terburuknya adalah Indonesia masuk zona resesi. Sekarang adalah bagaimana kita harus siap menghadapi mimpi buruk itu.

Mengutip Forbes, setidaknya ada tujuh hal yang harus disiapkan kala akan berhadapan dengan resesi. Apa saja itu?

Pertama adalah memastikan orang-orang di sekitar kita terjamin. Orang tua, pasangan, anak, jangan sampai ikut menderita gara-gara resesi.

"Pastikan Anda memiliki asuransi yang memadai. Baik itu asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa, itu akan sangat membantu," sebut artikel berjudul /7 Things You Need To Do To Prepare For A Potential Recession/ yang ditulis oleh Camilo Maldonaldo, Co-Founder Finance Twin, itu.

Kedua, naikkan jumlah anggaran darurat Anda. Sebab jika Anda khawatir situasi ekonomi akan memburuk, maka Anda harus siap bertahan hidup tanpa pekerjaan setidaknya 3-6 bulan. Jangan sampai kemudian resesi membuat Anda tidak bisa makan, membayar cicilan, dan sebagainya.

Ketiga adalah menghemat pengeluaran. Kalau selama ini Anda membayar mahal untuk layanan seluler, akses internet, dan lain-lain, mungkin Anda bisa mulai mempertimbangkan mencari yang lebih murah.

Keempat adalah usahakan menambah pemasukan. Kalau Anda punya tenaga untuk lembur atau pekerjaan sampingan, maka lakukan saja. Tambahan pemasukan akan sangat berguna untuk menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian.

Kelima adalah lunasi pinjaman yang memiliki bunga tertinggi. Ini menjadi penting karena membayar bunga tanpa disadari mempengaruhi arus kas kita. Absennya tagihan besar pada awal bulan akan membuat Anda bisa bertahan hidup dengan lebih baik di tengah resesi.

"Misalnya tagihan kartu kredit. Kalau Anda hanya membayar jumlah minimal, maka yang ada tagihan Anda akan semakin membengkak. Bayangkan kalau Anda sampai menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan melihat tagihan seperti ini. Jadi utang-utang semacam ini adalah yang harus segera dibereskan selagi resesi belum datang," papar Maldonaldo.

Keenam, teruslah berinvestasi. Melihat pasar keuangan saat ini, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar rupiah yang cenderung melemah, atau imbal hasil reksa dana yang menguap, mungkin minat untuk berinvestasi jadi berkurang.

Namun jangan menyerah, jangan sampai berhenti berinvestasi. Badai pasti berlalu. Pada saatnya nanti, vaksin atau obat virus corona bakal tersedia secara massal.

Akan datang waktunya kita menang 'perang' melawan virus corona. Saat hari kemenangan itu tiba, yakinlah pasar keuangan akan pulih.

Saham yang sekarang Anda beli dengan harga 'recehan' bisa naik berkali-kali lipat. Saat itu lah Anda juga akan merasakan kemenangan finansial.

Terakhir, jangan sampai penilaian kredit Anda turun. Kalau bisa malah harus dinaikkan.

Dalam situasi resesi, ada kalanya kita harus berpaling kepada bank untuk mendapatkan suntikan 'darah'. Ketika pinjaman bank menjadi satu-satunya harapan untuk bertahan hidup, Anda tentu tidak ingin permohonan pinjaman ditolak karena jejak rekam yang buruk.

Jadi mumpung Indonesia belum resmi resesi, Anda harus menjaga kualitas skor kredit. Jangan sampai bank punya penilaian buruk terhadap Anda.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi: Kita Mampu Berlari Kencang Setelah Keluar dari Krisis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular