Internasional

Dikabarkan Menghilang, Adik Kim Jong Un Dalam Bahaya?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
01 September 2020 13:21
In this Feb. 9, 2018 photo, Kim Yo Jong,  sister of North Korean leader Kim Jong Un, arrives at the Incheon International Airport in Incheon, South Korea.  The sister of the North Korean leader on Friday became the first member of her family to visit South Korea since the 1950-53 Korean War as part of a high-level delegation attending the opening ceremony of the Pyeongchang Winter Olympics. (AP Photo/Ahn Young-joon)
Foto: Kim Yo Jong merupakan putri bungsu dari Kim Il Sung dan adik dari Kim Jong Un (AP Photo/Ahn Young-joon)

Jakarta, CNBC IndonesiaPemimpin Korea Utara Kim Jong Un beberapa waktu lalu menghebohkan dunia karena dikabarkan tiba-tiba 'menghilang'. Namun kemudian ia muncul kembali ke publik tak lama setelahnya.

Setelah kabar tersebut mereda, kini giliran Kim Yo Jong, adik Kim yang dikabarkan menghilang dari pandangan. Yo Jong, yang berusia 32 tahun, tidak pernah lagi terlihat sejak bulan lalu ketika dia berdiri di samping Kim di acara peringatan 67 tahun gencatan senjata Perang Korea.

Ketidakmunculan Yo Jong ke acara-acara penting yang terbaru terjadi pada 25 Agustus, di mana acara pertemuan Politbiro digelar. Itu merupakan kali ketiga Yo Jong mangkir dari pertemuan penting yang seharusnya dihadirinya.

Yo Jong sebelumnya telah melewatkan rapat pleno partai yang berkuasa pada 19 Agustus. Padahal sebelumnya pada April ia telah dipilih menjadi "anggota pengganti" Politbiro dari Komite Sentral (CC) Partai Pekerja Korea (WPK).

"Liputan pleno di hari Kamis menyatakan bahwa anggota dan anggota pengganti dari Komite Pusat WPK menghadiri pertemuan tersebut, yang berarti bahwa ketidakhadiran Kim Yo Jong tidak sesuai dengan posisinya yang terakhir diidentifikasi," lapor NK News.

Yo Jong pertama kali absen di acara penting pada 13 Agustus, saat pertemuan Politbiro. Hingga kini belum diketahui pasti soal keberadaan Yo Jong. Namun, banyak spekulasi bermunculan menyebut bahwa Yo Jong mungkin sengaja "dihilangkan" oleh orang yang merasa takut dan dendam karena ia berpotensi menjadi penerus Korea Utara.

Yo Jong memang telah dipandang sebagai calon kiat pengganti Kim apabila diktator tersebut harus turun dari takhtanya. Bahkan ada yang menyebut Yo Jong sebagai "orang kedua secara de facto" di Korea Utara.

Menanggapi kabar hilangnya Yo Jong, Pakar Korea Utara Profesor Nam Sung-wook mengatakan bahwa popularitas Yo Jong yang makin meningkat justru bisa jadi sumber kehancuran baginya.

"Di masa lalu, siapa pun disingkirkan dari posisi mereka saat mereka digambarkan sebagai orang nomor dua di Utara," kata pendidik Universitas Korea itu.

"Harus ada pembeda (check and balances), meskipun Kim Yo Jong adalah anggota keluarga."

Hal senada juga disampaikan oleh Martin Weiser, seorang analis independen yang mempelajari media Korea Utara.

"[Fakta] bahwa Kim Yo Jong melewatkan dua peristiwa itu bisa menjadi indikator bahwa dia diturunkan pangkatnya, kemungkinan sepenuhnya meninggalkan kepemimpinan partai," kata Weiser.

"Tapi ada juga dua kemungkinan lain yang tidak bisa dengan mudah dibuang," tambah Weiser. "Dia mungkin sibuk dengan pekerjaannya dan pada waktunya tidak bisa hadir atau dia juga bisa diturunkan pangkatnya dalam persiapan mengambil posisi lain yang membutuhkan pelatihan. Bagaimanapun, ini menunjukkan pergeseran besar yang akan datang."

Andrei Lankov, seorang profesor di Kookmin University dan direktur di Korea Risk Group, perusahaan induk NK News, juga mengatakan bahwa Yo Jong mungkin sedang menghadapi "efek samping" dari kemunculannya ke publik saat menyerang Korea Selatan pada Juni lalu.

"Sangat mungkin dia terlalu aktif ketika Kim Jong Un sakit selama tiga bulan," kata Lankov. "Dan itu mungkin membuat [Kim Jong Un] curiga atau cemburu - itu tidak membantu karena media internasional berbicara banyak tentang Kim Yo Jong sebagai pengganti yang potensial."

"Jika Anda adalah seorang pemimpin - bahkan dalam demokrasi dan lebih banyak lagi jika Anda adalah pemimpin otoriter - Anda tidak ingin memiliki seseorang di sekitar Anda yang secara luas dilihat di dunia luar sebagai penggantinya," tambah Lankov. "Jadi, mungkin, dia mendapatkan sedikit pengalaman pahit tentang hal itu, terutama mengingat karakter Kim Jong Un yang sangat moody."


(res/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rumor Kim Yo Jong Pimpin Korut, Kim Jong Un Wafat?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular