
Corona Belum Berakhir, Korsel Lockdown Nasional

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Korea Selatan kembali menerapkan penguncian nasional (national lockdown), setelah kasus baru virus corona (Covid-19) kembali bermunculan di negara itu.
Pada saat pengumuman Minggu (30/8/2020), kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (CDC) Jung Eun-kyeong meminta warga untuk bekerja sama mematuhi aturan agar negara bisa menghentikan gelombang kedua infeksi wabah asal Wuhan, China itu.
"Pejabat pemerintah dan perintah administratif saja tidak dapat menghentikan kegiatan sehari-hari warga. Kami mendesak masyarakat untuk mempraktikkan jarak sosial (social distancing) penuh selama minggu depan," katanya dikutip dari media Chosun Ilbo.
Penjabat Walikota Seoul, Suh Jung-hyup juga meminta 10 juta penduduk ibu kota itu untuk menghentikan sebanyak mungkin kegiatan mereka hingga 6 September.
Itu terjadi setelah jumlah infeksi baru di wilayah tersebut meningkat pesat bahkan setelah pemerintah secara bertahap memperketat aturan jarak sosial sejak 16 Agustus. Beberapa aturan ketat itu mulai dari menutup sekolah dan melarang pertemuan lebih dari 50 orang.
Kasus baru di Seoul telah melonjak dari 66 sehari pada 9 Agustus menjadi lebih dari 240 sehari selama 23-29 Agustus. Di seluruh negeri jumlah kenaikannya lebih dari 300 kasus per hari pada minggu lalu.
Pada saat pelaksanaan lockdown, gerai kopi dan toko waralaba hanya boleh melayani pelanggan yang membawa pulang pesanannya. Sementara restoran dan food truck (pedagang keliling) dibatasi aktivitasnya hingga jam 9 malam. Wisata seperti di Pulau Jeju juga telah melarang pertemuan ramai lebih dari tiga orang.
Sementara itu, di wilayah Daegu, hotspot epidemi awal tahun ini, ada 30 infeksi baru dilaporkan pada 29 Agustus. Itu merupakan kenaikan terbesar sejak Maret.
"Seorang anggota gereja di kota itu menghadiri dan unjuk rasa anti-pemerintah di Seoul pada 15 Agustus dan tampaknya telah menyebarkan virus di antara sesama umat," kata pejabat kesehatan.
Pada Selasa pagi, Korea Selatan melaporkan 235 kasus baru, sehingga total kumulatif menjadi 20.182 kasus.
Ekonomi Korsel terpukul karena Covid-19. Dalam pembacaan final, PDB kontraksi 3,2% dalam basis kuartalan (QtQ).
Meski begitu, sebagaimana dikutip dari data Trading Economics, angka ini masih lebih baik dari pembacaan sebelumnya yakni -3,3%. Sementara di basis yang sama, ekonomi kuartal I lalu mencatat -1,3%.
Dalam skala tahunan PDB di kuartal II 2020 -2,7%. Padahal sebelumnya ekonomi tumbuh 1,4% di kuartal I 2020.
(res/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Cuma Beijing, Seoul Juga Terancam Gelombang 2 Corona
