Pertamina Proyeksikan Penjualan LPG Naik 5,9% di 2021

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
31 August 2020 20:30
PT Pertamina (Persero) kembali memberikan pilihan varian baru produk LPG Bright Gas, untuk kemasan 3 kg. Produk LPG non subsidi berwarna pink fuschia tersebut, akan mulai dilakukan uji pasar secara terbuka di dua kota yakni Jakarta dan Surabaya, dengan total 5.000 tabung. (dok. Pertamina)
Foto: dok. Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) memproyeksikan penjualan liquefied petroleum gas (LPG) naik 5,9% pada 2021 menjadi sekitar 8,28 juta ton dari 7,82 juta ton pada 2020 ini.

CEO Commercial & Trading Subholding Pertamina Mas'ud Khamid mengatakan kenaikan tersebut karena dipicu peningkatan penjualan LPG bersubsidi (Public Service Obligation/ PSO) menjadi 7,5-7,8 juta ton pada 2021 dari 7 juta ton pada tahun ini.

Menurutnya, secara historis konsumsi LPG 3 Kg setiap tahun pertumbuhannya 2%-2,5% atau sekitar 200 ribu ton. Pada 2020 LPG tabung 3 kg ini diproyeksikan sekitar 7 juta MT, dengan kenaikan 200 ribu ton dari 2019 yang sebesar 6,86 juta ton. LPG subsidi sebanyak 75% menurutnya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, 17% UMKM, dan sisanya untuk petani 8%.

"Hitungan kami, dengan situasi ini 7,5 juta ton ini batas bawah, di sekitar 7,5-7,8 juta ton pada 2021. Situasi seperti ini, adanya Covid-19, penjualan LPG non-PSO menurun karena banyak restoran dan mall aktivitas pindah ke rumah, sedangkan kebutuhan PSO naik tajam," paparnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin, (31/08/2020).

Adapun dari target penjualan LPG tersebut, penjualan LPG non subsidi diperkirakan mencapai 0,78 juta ton pada 2021 dari 0,76 juta ton pada tahun ini.

Mas'ud mengatakan Pertamina selalu berupaya untuk menyalurkan LPG ini secara tepat sasaran, seperti melalui edukasi dan program penggunaan kartu dengan bekerja sama dengan beberapa pemerintah daerah (Pemda), seperti dengan pemerintah provinsi (Pemprov) Jambi dan Kalimantan Barat.

Tujuan dari program ini adalah untuk mengantisipasi antrian, memastikan masyarakat di sekitar pangkalan mendapat LPG 3 Kg, dan memastikan penjualan tepat harga sesuai dengan harga eceran tertinggi.

"Kami tambah channel LPG non PSO 2.200 channel," paparnya.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebut jika perhitungan ini masih belum dengan penetrasi kompor listrik.

"Ini belum dihitung dengan penetrasi kompor listrik," paparnya di dalam rapat. (*)


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Elpiji Non-Subsidi Turun, Ini Buka-Bukaan Pedagang!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular