RI (Mungkin) Resesi, Tapi Krisis? Rasanya Kok Tidak...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 August 2020 14:07
Warga New Delhi, India, mengenakan masker di tengah pandemi covid-19. (AP/Rajesh Kumar Singh)
Foto: Warga New Delhi, India, mengenakan masker di tengah pandemi covid-19. (AP/Rajesh Kumar Singh)

Harapan kebangkitan ekonomi pada Juni terjadi setelah pemerintahan di berbagai negara mengendurkan pembatasan sosial (social distancing). Dunia memasuki era baru, yaitu new normal. Masyarakat diizinkan kembali beraktivitas di luar rumah, dengan batasan protokol kesehatan.

Namun new normal membawa komplikasi. Peningkatan intensitas kontak dan interaksi antar-manusia membuat virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) kembali menyebar dengan cepat. Dunia pun menghadapi apa yang menjadi ketakutan, yakni gelombang serangan kedua (second wave outbreak).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah pasien corona di seluruh negara per 30 Agustus adalah 24.854.140 orang. Bertambah 265.888 orang (1,08%) per hari.

Pada 1-30 Agustus, rata-rata pasien baru bertambah 258.163 orang per hari. Naik dibandingkan rata-rata bulan sebelumnya yaitu 223.657 orang. Apalagi dibandingkan Juni yang sebesar 141.166 orang.

New normal ditandai dengan pembukaan kembali aktivitas publik alias reopening. Namun lonjakan kasus corona membuat reopening berubah menjadi reclosing.

Ya, berbagai negara kembali memperketat social distancing meski dalam 'dosis' yang tidak sebesar sebelumnya. Di AS, sejumlah negara bagian kembali menutup melarang restoran melayani pembeli di lokasi, menutup pusat kebugaran, dan menunda pembukaan taman hiburan.

Sementara pemerintah Filipina lagi-lagi memberlakukan karantina wilayah (lockdown) di wilayah metropolitan Manila. Di Malaysia, pemerintah memperpanjang pemberlakuan Movement Control Order (MCO) hingga 31 Desember.

Hasilnya, warga dunia kembali berjarak. Ini terlihat dari peningkatan skor Social Distancing Index keluaran Citi. Semakin angkanya jauh dari nol, artinya masyarakat kian berjarak alias patuh social distancing.

Per 21 Agustus, rata-rata angka Social Distancing Index di 34 negara adalah -18,2 sementara posisi akhir Juli adalah 18,12. Artinya, warga semakin berjarak.

Kepatuhan menjaga jarak adalah salah satu kunci untuk meredam penyebaran virus corona. Namun ini sama saja dengan menahan laju roda perekonomian. Saat orang-orang memilih (atau diperintahkan) untuk #dirumahaja, maka dua sisi ekonomi yaitu produksi dan permintaan terpukul sekaligus.

Oleh karena itu, sepertinya tekanan ekonomi belum akan reda sepanjang virus corona masih ada. Resesi menjadi sebuah keniscayaan, dan rasanya bakal lumayan panjang.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular