
AS Masih Membara, 1 Tewas di Kerusuhan Portland

Jakarta, CNBC Indonesia - Demonstrasi anti rasisme di Amerika Serikat (AS) masih terjadi. Pada Sabtu (29/8/2020) malam waktu setempat, seseorang tertembak dan terbunuh di Portland, Oregon, saat pendemo anti rasisme bentrok dengan massa pendukung Presiden AS Donald Trump.
Polisi belum merilis jelas siapa korban. Namun dikutip dari CNN International, kejadian itu berlangsung pukul 20.46 di dekat Southwest Third Avenue dab Southwest Alder Street.
![]() Satu orang tewas tertembak mati di Portland, Oregon, Amerika Serikat. (AP/Paula Bronstein) |
"Saya mendengar ada tiga detik teriakan," kata saksi mata bernama Justin Dunlap yang merekam hal tersebut melalui live streaming di Facebook.
Unjuk rasa mengecam kebrutalan polisi pada kulit hitam dan ketidakadilan rasial di Portland sudah terjadi 90 hari berturut-turut. Protes dipicu kematian George Floyd Mei lalu namun semakin memanas setelah kematian Jacob Blake akhir pekan kemarin di Kenosha, Wisconsin.
Ditulis New York Times, pria yang tewas itu menggenakan topi dari kelompok sayap kanan, Patriot Prayer. Akibat kerusuhan dan penembakan ini, petugas menangkap 10 orang dan meminta warga menghindari pusat kota.
Saat kejadian ternyata, sedang ada kampanye massa pro Trump. Massa pendukung petahanan datang dengan karavan dan masuk ke pusat kota tersebut.
"Polisi menemukan korban dengan luka tembak di dada. Medis menjawab dan menetapkan bahwa korban telah meninggal," kata Polisi Portland dalam sebuah pernyataan dikutip dari AFP.
Bentrokan berujung maut di Portland adalah kedua kali terjadi di AS. Sebelumnya di Kenosha, demo pekan lalu menewaskan dua orang.
Polisi kemudian menangkap Kyle Rittenhouse yang berusia 17 tahun. Ia merupakan tersangka penembakan dan sempat melukasi satu korban lain.
Sementara itu, Trump disebut melakukan perjalanan khusus untuk bertemu para pejabat dan penengak hukum untuk melihat kerusakan akibat protes yang dipicu penembakan Blake itu.
Trump sendiri dalam rangkaian cuitannya mengklaim kekerasan dikelola Partai Demokrat. Dalam pemilu AS, partai ini mengusung calon Joe Biden.
Ia mengancam akan mengirim pasukan pemerintah federal ke wilayah itu jika pemerintah Wali Kota Portland Ted Wheeler tidak menindak tegas. Trump menyerang Wheeler karena menolak kehadiran Garda Nasional, pasukan semi militer AS.
"(Padahal pasukan) dapat menyelesaikan masalah ini dalam waktu kurangf dari 1 jam," ujar Trump.
"Wheeler tidak kompeten, sama seperti Sleepy Joe Biden," cuit Trump.
"ni bukan yang diinginkan oleh negara kita yang hebat. Mereka menginginkan Keselamatan & Keamanan, dan TIDAK ingin mencemarkan uang Polisi kita!"
Trump sendiri dikabarkan akan mengunjungi Kenosha. Namun hal ini ditentang sejumlah petinggi di sana.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Dilanda Kerusuhan, Ke Mana Presiden Donald Trump?
