Wawancara eksklusif

Update Sri Mulyani Soal Krisis Ekonomi Akibat Corona, Simak!

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
28 August 2020 10:46
Menteri Keuangan Sri Mulyani di Komisi XI DPR RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pandemiĀ Covid-19 tidak hanya menyebabkan krisis kesehatan tetapi juga menekan perekonomian seluruh negara di dunia. Bahkan saat ini ada banyak negara yang masuk ke jurang resesi akibat kontraksi perekonomian double digit.

Menurut Sri Mulyani, perekonomian Indonesia juga tak bisa terhindar dari dampak pandemi Covid-19. Di mana pada kuartal II-2020, perekonomian terkontraksi sangat dalam, yakni minus 5,32%. Faktor utama yang menyebabkan hal itu adalah konsumsi rumah tangga dan investasi juga terkontraksi dalam.

"Kita memiliki kondisi paling tidak, jika dibandingkan antar negara pada kuartal-II, di mana kontraksi ekonomi Indonesia mencapai 5,3%, ini tentu sesuatu yang sangat sangat dalam dibandingkan selama 10 tahun terakhir tumbuh di atas 5%," ujarnya dalam wawancara eksklusif dengan CNBC Indonesia, Jumat (28/8/2020).

Sri Mulyani menjelaskan, jika dilihat dari komposisi penopang perekonomian nasional pada kuartal II-2020, aspek yang terkontraksi sangat dalam tampak pada sektor konsumsi yang tercatat minus 5,6% dan investasi minus 8,6%. Kemudian, ekspor minus 11,7% dan impor minus 17%.



Ekonomi tertekan paling dalam selama kuartal II-2020 karena penerapan berbagai kebijakan terutama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang mengakibatkan mobilitas masyarakat terhenti dan pergerakan perekonomian lumpuh sementara.

Namun, mulai dari Juni, eks direktur pelaksana Bank Dunia itu mengatakan mulai ada pembalikan atau perbaikan meski masih rapuh. Sebab, di Juni pembatasan sosial mulai dilonggarkan dan aktivitas masyarakat dan perdagangan mulai berjalan.

Sri Mulyani bilang arah pembalikan yang masih rapuh ini terlihat dari realisasi perekonomian di Juli yang kembali terkontraksi dibandingkan Juni lalu. Terutama meski sudah ada aktivitas ekonomi pada kuartal ini belum semuanya langsung terjemahkan ke konsumsi dan investasi.

Oleh karena itu, Sri Mulyani melihat salah satu tantangan yang paling berat di kuartal III adalah menjaga momentum pembalikan yang sudah terjadi pada Juni lalu.

"DI kuartal III kita coba lihat sebagai titik balik dari kegiatan ekonomi tanpa mengorbankan penanganan Covid-19 dan kita harap kuartal III ini ada pembalikan," katanya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Pangkas Proyeksi PDB RI, Sri Mulyani: Kami Masih 4,5-5,3%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular