Luhut Bongkar Ada Lobi Asing Saat RI Mau Garap Mobil Listrik

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
27 August 2020 13:17
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan saat berkunjung ke Transmedia, Kamis  (19/7/2018). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: CNBC Indonesia/Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan InvestasiĀ Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan tak mau main-main dengan adanya lobi-lobi asing untuk 'menghambat' program hilirisasi industri khususnya kendaraan listrik di Indonesia.

Ia menegaskan seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo bahwa hilirisasi sebagai salah satu langkah dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk melakukan lompatan merebut momentum krisis pandemi Covid-19.

"Saya beserta K/L terkait hari ini berkoordinasi tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Di awal, saya tegaskan kepada teman-teman di jajaran K/L terkait untuk menyatukan pandangan bahwa kita tidak bisa main-main dengan lobi-lobi negara lain, hanya ada kepentingan nasional di balik pelaksanaan program ini," kata Luhut dalam pernyataannya dikutip dari akun media sosialnya, Kamis (27/8/2020).

Luhut mengatakan pihaknya perlu mempercepat segala peraturan menteri demi mensukseskan industri mobil listrik di Indonesia.

"Saya kira penyusunan peraturan seperti spesifikasi khusus, peta jalan, sampai penyediaan infrastruktur untuk pengisian daya kendaraan listrik, harus diharmonisasikan oleh lintas kementerian terkait," kata Luhut.

Ia percaya Indonesia mampu memproduksi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di dalam negeri, karena Indonesia sudah menguasai modal awalnya yaitu Baterai Lithium yang merupakan komponen dasar energi kendaraan listrik. Baterai Lithium ini diperoleh dari hasil pengolahan bijih nikel lewat proses hilirisasi.

Ia mengatakan yang paling penting dibutuhkan saat ini adalah perumusan regulasi terkait pengurangan bea masuk, bagi komponen untuk mobil listrik yang sifatnya sementara agar harga mobil listrik dapat bersaing.

"Saya sepakat bahwa ekosistem industri ini juga bisa mendapatkan insentif, sehingga nantinya akan banyak menggerakkan roda perekonomian baru," katanya.

Menurutnya perlu dukungan konkret dari pemerintah untuk pengembangan awal kendaraan listrik. Caranya dengan menjadikan kendaraan listrik sebagai kendaraan dinas operasional pada Kementerian/Lembaga/BUMN/D, dan dukungan materil lewat insentif fiskal berbasis TKDN.

"Karena semakin tinggi TKDN, semakin tinggi insentifnya sehingga tercipta peta jalan industri yang dapat memicu tumbuhnya industri komponen dalam negeri," katanya.

Luhut mengatakan industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai bisa menjadi industri pionir untuk pasar dalam negeri yang potensial, bukan sekedar untuk menjadikan Indonesia sebagai pasar kendaraan listrik hasil produksi luar negeri. Jika lompatan besar dari bijih nikel menjadi pusat mobil listrik dunia ini berhasil diciptakan.

"Sehingga kami mampu menujukkan kepada dunia internasional bahwa di masa krisis yang dialami seluruh negara di dunia, kami tidak meratapinya. Tetapi kami sedang mempersiapkan diri menjadi pemegang kunci industri kendaraan listrik dunia dengan mengolah hasil kekayaan alam kita sendiri secara mandiri," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Sidak ke Pabrik Mobil Listrik Hyundai Bekasi, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular