Jadi, Sebenarnya Corona di RI Sudah Terkendali Apa Belum Sih?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 August 2020 06:00
Swab Test di Pasar Tasik (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Swab Test di Pasar Tasik (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia masih mengkhawatirkan. Dalam beberapa hari terakhir, pasien baru bertambah di atas 2.000 orang. Sesuatu yang mesti menjadi perhatian.

Per 26 Agustus 2020, jumlah pasien positif corona di Tanah Air tercatat sebanyak 160.165 orang. Bertambah 2.306 orang (1,46%) dibandingkan hari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir (13-26 Agustus), rata-rata penambahan pasien baru adalah 2.103 orang per hari. Melonjak dibandingkan rata-rata 14 hari sebelumnya yaitu 1.878 orang.

Risiko penyebaran virus corona di Indonesia memang masih tinggi. Ini karena tingkat reproduksi (Rt) virus corona di sebagian besar provinsi masih di atas 1. Artinya, satu pasien positif masih menulari orang lain sehingga rantai penularan belum terputus.

Mengutip data Bonza per 26 Agustus pukul 09:17 WIB, rata-rata Rt di seluruh provinsi ada di 1,02. Naik dibandingkan hari sebelumnya yaitu 1.

Peningkatan jumlah kasus corona tidak lepas dari meningkatkan intensitas kontak dan interaksi antar-manusia. Seperti halnya influenza, virus ini mudah menular di lingkungan yang padat dan rapat.

Citi mencatat per 21 Agustus jumlah pengunjung di tempat perbelanjaan kebutuhan sehari-hari (groceries) dan farmasi sudah sama dengan kondisi normal. Jauh lebih padat ketimbang posisi 14 April, yaitu 21% di bawah hari biasa.

Di tempat-tempat lain juga terjadi peningkatan jumlah manusia. Misalnya di toko ritel dan tempat wisata, jumlah pengunjung pada 21 Agustus sudah 11% di bawah normal. Lebih padat ketimbang 14 April yang masih 38% di bawah hari biasa.

coronaCiti

Namun kalau menggali sedikit lebih dalam, ada sejumlah perkembangan positif. Misalnya angka kasus aktif, yang menggambarkan jumlah pasien positif corona yang masih dalam perawatan. Angka kasus aktif didapat dari total pasien dikurangi yang sembuh dan meninggal dunia.

Data kasus aktif menjadi penting karena menjadi rujukan bagi kesiapan fasilitas kesehatan untuk menampung para pasien. Ketika kasus aktif turun, maka beban fasilitas kesehatan akan berkurang sehingga lebih siap dalam menghadapi pandemi.

Nah, ini yang sedang terjadi di Indonesia. Sejak 17 Agustus, jumlah kasus aktif dalam tren menurun. Angkanya stabil di bawah 40.000.

Penurunan kasus aktif tidak lepas dari jumlah pasien sembuh yang meningkat pesat. Per 26 Agustus, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari serangan virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu mencapai 115.409 orang. Bertambah 2.542 orang (2,25%) dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien sembuh bertambah 2.115 orang per hari. Jauh meningkat ketimbang 14 hari sebelumnya yaitu 1.609 orang per hari.

Data lain yang memberi sedikit harapan adalah Social Distancing Index keluaran Citi. Indeks ini menjadi indikator sejauh mana kepatuhan masyarakat untuk menjaga jarak. Sebab menjaga jarak aman adalah salah satu cara untuk menekan risiko penyebaran virus.

Skor Social Distancing Index yang semakin jauh dari nol menujukkan masyarakat kian berjarak alias patuh protokol kesehatan. Sebaliknya kalau semakin dekat dengan nol, maka jarak itu menyempit sehingga meningkatkan risiko infeksi.

Pada 21 Agustus, rata-rata selama tujuh hari (7 day moving average) Social Distancing Index Indonesia ada di -18. Membaik dibandingkan posisi 7 Agustus yaitu -17.

Artinya, warga +62 sedikit lebih berjarak satu sama lain. Ini memberi harapan bahwa ruang gerak penyebaran virus corona bisa dipersempit.

Jadi walau jumlah pengunjung di berbagai lokasi meningkat, tetapi selama warga patuh menjaga jarak (dan memakai masker serta rajin mencuci tangan), maka peluang terjangkit virus corona berkurang. Andai terus seperti ini, maka pemerintah tidak perlu kembali mengetatkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga roda ekonomi tetap berputar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular