Jreng! China Gelar Latihan Militer Lagi di Laut China Selatan

Jakarta, CNBC Indonesia - China kembali melakukan latihan militer di Laut China Selatan. Latihan itu digelar dari Senin (24/8/2020) ini hingga 29 Agustus 2020 ini.
"Selain itu, latihan tembak juga akan dilakukan di Laut Bohai," kata Administrasi Keselamatan Maritim Tangshan, sebagaimana dilaporkan CGTN.
Kapal-kapal sudah diperingatkan agar menghindari berlayar di jarak 5 mil laut (9,26 kilometer) dari area latihan.
Rencana latihan militer China di Laut China Selatan ini sendiri diumumkan di tengah meningkatnya ketegangan di jalur pelayaran utama untuk perdagangan global kaya minyak itu.
Sebelumnya pada akhir bulan lalu China juga telah mengadakan latihan militer serupa di kawasan. Bahkan melibatkan bomber jarak jauh.
China bersitegang dengan sejumlah negara karena perairan ini, di antaranya dengan Taiwan, Malaysia, Brunei, Vietnam dan Filipina. Ketegangan bahkan membawa Amerika Serikat (AS) masuk dan melakukan latihan militer tandingan di kawasan ini.
Sementara itu, dikutip dari AFP, FIlipina kembali bersuara menentang China. Kali ini, Menteri Pertahanan Filipina menyebut dasar klaim China atas Laut China Selatan yakni sembilan garis putus-putus adalah palsu.
Pernyataan ini muncul setelah kedua negara bersitegang kembali karena Scarborough Soal. Scarborough adalah wilayah terumbu karang yang diklaim kedua negara.
Wilayah ini juga yang akhirnya membuat Filipina membawa China ke arbitrase internasional 2012 lalu. Saat itu, China mengambil alih Scarborough namun klaim itu dibantahkan melalui pengadilan di Den Hagg pada 2016.
Filipina pekan lalu bahkan mengajukan protes diplomatik atas upaya "penyitaan" yang dilakukan penjaga pantai China pada kapal nelayan mereka. Wilayah ini berada di 240 km barat laut Pulau Luzon dan 650 km provinsi Hainan, China.
"Daerah itu berada di dalam ZEE kami," kata Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana dikutip AFP. "Hak historis mereka (China) atas wilayah yang dikelilingi oleh garis 9 mereka tidak ada kecuali dalam imajinasi mereka."
"Nelayan kami berada di ZEE kami dan begitu pula kapal dan pesawat kami melakukan serangan patroli di wilayah kami," ujarnya lagi.
"Mereka (China) adalah orang-orang yang telah melakukan provokasi dengan secara ilegal menempati beberapa fitur di ZEE kami. Karenanya mereka tidak memiliki hak untuk mengklaim bahwa mereka sedang menegakkan hukum mereka."
(res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Peluang AS-China Perang di Pasifik Makin Besar, Ini Buktinya!
