Internasional

Kim Jong Un Koma, Kim Yo Jong Jadi Pemimpin De Facto Korut?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 August 2020 15:47
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bereaksi selama pertemuan dengan para pejabat Rusia pada saat kedatangannya di sebuah stasiun kereta api di pemukiman timur jauh Khasan, Rusia 24 April 2019. (Layanan Pers Administrasi Primorsky Krai / Alexander Safronov / Handout via REUTERS)
Foto: Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bereaksi selama pertemuan dengan para pejabat Rusia pada saat kedatangannya di sebuah stasiun kereta api di pemukiman timur jauh Khasan, Rusia 24 April 2019. (Layanan Pers Administrasi Primorsky Krai / Alexander Safronov / Handout via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kim Jong Un disebut tengah dalam kondisi koma. Hal itu disampaikan mantan ajudan Presiden Korea Selatan (Korsel) Kim Dae Jung yang berkuasa 1998-2003, bernama Chang Song-min.

Info itu, kata dia, berasal dari sumber China. Ia pun merinci pengalaman sang sumber sendiri di kantor kepresidenan untuk mendukung kebenaran klaimnya.

Dia juga mengklaim bahwa semua foto Kim Jong Un yang dirilis oleh Korut dalam beberapa bulan terakhir adalah palsu. Sebelumnya, beberapa bulan lalu media Korut menerbitkan foto-foto Kim Jong Un saat menghadiri sebuah peresmian area industri.

Lalu jika Kim benar-benar koma, siapa yang kini menggantikannya?

Intelijen Korsel menyebut Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sebagai "orang kedua secara de facto". Meski begitu, memang penetapan secara resmi belum dilakukan.

Seorang anggota parlemen Korsel di Komite Intelijen mengatakan pada wartawan bahwa Kim Yo Jong telah membantu menjalankan rezim dengan mandat otoritas dari sang kakak. Kim Yo Jong sendiri diyakini baru berusia 30 tahun.



"Intinya adalah bahwa Kim Jong Un masih memegang kekuasaan absolut, tetapi telah menyerahkan lebih banyak kewenangannya dibandingkan dengan masa lalu," kata Ha, setelah briefing tertutup oleh Badan Intelijen Nasional Korsel, dikutip dari Reuters.

"Kim Yo Jong secara de facto adalah orang kedua," tegasnya lagi.

Kewenangan pada kebijakan ekonomi dan militer sayangnya diberikan ke pejabat senior lain. Ini disebut dilakukan Kim Jong Un untuk menghindari ketegangan.

Kim Yo Jong sendiri muncul dan jadi pembicaraan publik di KTT antara Korut dan AS 2019 lalu. Ia menemani Kim Jong Un bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Vietnam.

Ia pun menjadi sorotan dunia ketika mengecam keras Korsel dan memutus hubungan dengan itu. Bahkan kantor penghubung kedua negara diledakan beberapa hari setelah ancamannya muncul.

Sementara itu, media pemerintah melaporkan bahwa pemimpin Korut ingin mempresentasikan rencana lima tahun yang baru pada kongres partai pada Januari mendatang. Media pemerintah, KCNA menyatakan jika kongres partai sedang diadakan untuk menetapkan garis perjuangan dan kebijakan strategis baru.

Kongres yang sedianya digelar lima tahun sekali itu merupakan agenda terpenting partai penguasa Korut. Pada 2016, kongres ketujuh memilih Kim Jong Un sebagai ketua partai.



(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kim Jong Un Dikabarkan Koma, Ini Calon Pengganti Resminya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular