
'Reshuffle Urgent! Ini Deretan Menteri yang Underperform'

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia Police Watch (IPW) sempat memunculkan kabar soal reshuffle 18 anggota kabinet Presiden Jokowi. Menteri Sekretaris Negara Pratikno pun langsung menepis kabar tersebut.
Beberapa kalangan justru memandang reshuffle kabinet perlu dilakukan Jokowi. Hal tersebut akan membuat penyegaran.
"Perlu reshuffle. Justru reshuffle akan mengirim sinyal positif ke market karena ada penyegaran dan beberapa menteri memang kerja-nya underperform. Itu bisa dilihat dari realisasi penyaluran PEN," ungkap Ekonom INDEF Bhima Yudhistira, Senin (24/8/2020).
Menurut Bhima, jika melihat dana penyerapan PEN alias Pemulihan Ekonomi Nasional, terlihat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang tidak maksimal. Walau tak hanya itu, ada pula Kementerian lainnya terutama di bidang ekonomi.
"Kalau melihat progress PEN yang sangat underperform adalah Menteri Kesehatan. Tapi bukan Menkes saja yang harus di reshuffle. Reshuffle sebaiknya satu paket, misalnya tim ekonomi keseluruhan, kemudian tim kesehatan," terangnya.
Selain itu, sambung Bhima, yang jadi pertimbangan reshuffle adalah dari pola komunikasi si menteri itu sendiri. Menurutnya, ada menteri yang kerjanya cuma memperkeruh situasi dengan statemen yang kontra produktif.
"Itu harus diganti, juga aspek ego sektoral dan koordinasi antar lembaga."
"Kemudian, ada juga menteri yang belum punya pengalaman mengurus masalah birokrasi, komunikasi dengan pemda juga jelek. Itu kan yang gak kompten sangat menganggu tim."
"Tapi yang paling harus diganti menurut saya adalah Menkoordinator Bidang Perekonomian, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Pertanian, Menteri Koperasi & UMKM, Menteri Perindustrian dan Menteri Kesehatan. Itu top priority."
Sementara, Ekonom CORE Piter Abdullah mengungkapkan reshuffle ini pada intinya harus bergantung kepada apa yang dirasakan Jokowi.
"Kalau memang merasa kinerja para menterinya belum memuaskan seharusnya segera dilakukan reshuffle."
"Kalau menurut pandangan saya sendiri, masih banyak menteri yang belum terlihat kinerjanya optimal, di bidang perekonomian khususnya, bahkan beberapa menteri mengambil kebijakan yang dapat dikatakan blunder," tegas Piter.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedihnya, Omzet UMKM Turun 30% di Masa Pandemi Covid-19
