
Korea Selatan Resesi, Ekonomi Sulit Pulih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank of Korea (BOK) Lee Ju-yeol mengatakan bank sentral akan mempertahankan kebijakan moneter tetap akomodatif. Keputusan itu diambil karena lonjakan infeksi virus corona (COVID-19) yang baru-baru ini terjadi di Korea diperkirakan akan melemahkan pemulihan ekonomi negara.
"Ekonomi lokal terlihat membaik karena kelesuan dalam ekspor dan konsumsi telah berkurang ... Tetapi lonjakan infeksi COVID-19 domestik baru-baru ini diperkirakan akan melemahkan pemulihan ekonomi," kata Lee dalam pidato yang disiapkan untuk parlemen, Senin (24/8/2020).
Lebih lanjut, menurut AFP, Lee mengatakan bank akan memantau dengan cermat dampak virus corona terhadap ekonomi. Ia juga akan memantau dampak dari tanggapan kebijakan sebelumnya, meningkatnya utang rumah tangga, dan pasar real estat.
BOK akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter Kamis mendatang.
Kabar itu sendiri muncul tak lama setelah Korea Selatan mengumumkan ekonominya masuk jurang resesi akibat terdampak parah pandemi COVID-19.
Bank Sentral Korea pekan lalu mengumumkan ekonomi negara kembali negatif di kuartal II 2020. Di mana PDB -3,3% secara kuartalan (QtQ). Sebelumnya di kuartal-I, ekonomi turun 1,3%.
Ekspor barang dan jasa yang menjadi penopang utama ekonomi, anjlok 16,6%, terburuk sejak kuartal terakhir 1963. Dalam basis tahunan (YoY), produk domestik bruto (PDB) negara ini di kuartal-II minus 2,9% dari periode yang sama tahun lalu. Tapi, di kuartal-I lalu, ekonomi tumbuh 1,4%.
(res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Resesi Korsel Kian Dalam, Ekonomi Diramal -1,3%
