Jakarta, CNBC Indonesia - Bandara-bandara di Indonesia mulai ada tanda-tanda pemulihan jumlah penumpang dan pergerakan pesawat belakangan ini. Contoh yang cukup signifikan dapat dilihat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Bandara Soetta), Banten.
Sebelumnya pergerakan pesawat pada April 2020 hanya sekitar 200 penerbangan/hari. Pada Mei 2020 sekitar 100 penerbangan/hari dan pada Juli 2020 juga sekitar 300 penerbangan/hari.
Fenomena 'ledakan' penumpang di bandara mengindikasikan adanya geliat ekonomi dari aktivitas manusia di tengah pandemi. Hal ini diakui oleh Pemerhati Transportasi Djoko Setijowarno. Ia mengatakan bahkan ini mengindikasikan kepercayaan terhadap aktivitas terbang oleh masyarakat mulai pulih.
"Mulai pulih dan masih ada anggaran dari pemerintah," katanya.
Yang dimaksud anggaran pemerintah, karena kegiatan pemerintahan sudah ada yang dilakukan di luar kota. Seperti kegiatan rapat kementerian dan lembaga.
"Mobilitas antar pulau bergerak. Perjalanan tugas dan bisnis mulai geliat. Meski belum semua penerbangan terlayani. Suatu pertanda ekonomi mulai gerak," tambahnya.
Namun, lompatan jumlah penumpang pesawat di kala kasus covid-19 di Indonesia masih menjadi-jadi, tentu jadi pertanyaan. Kenapa konsumen sudah berani keluar beraktivitas dengan pesawat terbang meski belum sepenuhnya normal?
Survei dan analisis yang dilakukan PT Angkasa Pura II (Persero) terhadap terhadap 240 orang berusia kurang dari 20 tahun hingga 49 tahun di Bandara Soekarno-Hatta, menunjukkan alasan konsumen 'berani' naik pesawat meski di kala pandemi.
Sebanyak 51% responden paham, dan sisanya 49% responden sangat paham terhadap protokol kesehatan. Hasilnya, tingkat pemahaman penumpang terhadap protokol kesehatan cukup tinggi sehingga membuat aktivitas serta operasional penerbangan di bandara berjalan lancar dan tidak terganggu.
Sebanyak 67% responden nyaman, dan 26% sangat nyaman dengan layanan dan fasilitas di bandara di masa pandemi ini. Tercatat juga sebanyak 64% responden yakin, 27% responden sangat yakin, dan sisanya 9% tidak yakin terhadap tingkat keamanan penerbangan.
Selain itu sebanyak 65% responden yakin, 25% responden sangat yakin, 9% tidak yakin, dan 1% sangat tidak yakin terhadap tingkat keamanan di pesawat.
Berikut rentetan 'ledakan' penumpang pesawat di Bandara Soetta kala masa pendemi:
Pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap awal, terjadi penumpukan penumpang di Terminal II Bandara Soekarno Hatta pada Kamis pagi (14/5) pukul 04.00, yang berlangsung satu jam. Pada saat itu terjadi kehebohan dan sindiran, di tengah banyak orang berdiam di rumah, banyak orang pergi naik pesawat, apalagi berbarengan dengan kebijakan larangan mudik.
Antrean saat itu karena ada proses validasi dokumen bagi penumpang yang akan berangkat antara lain dokumen yaitu tiket, surat keterangan bebas covid atau keterangan sehat, surat tugas dari atasan.
Saat itu terjadi peningkatan penumpang hingga 5.000 orang, atau tertinggi semenjak 7 Mei 2020 saat mulai dibukanya kembali penerbangan. Padahal sehari sebelumnya jumlah penumpang hanya 4.300 orang dalam sehari.
Jumlah itu tentu sangat jauh dari jumlah penumpang saat normal mencapai 150 ribu orang per hari dan 1.200 flight per hari di Bandara Soetta.
Puncak kesibukan perbangan dan penumpang di Bandara Soetta smasa pandemi Covid-19, terjadi pada Jumat, 14 Agustus 2020.
Pergerakan pesawat di hari tersebut mencapai 524 penerbangan atau 43,6% dari kapasitas yang ada yakni 1.200 penerbangan/hari. Tak hanya traffic terbang yang melonjak, jumlah penumpang juga mencapai titik puncak yaitu mencapai 45.745 penumpang dalam sehari.
President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, 500 penerbangan/hari diharapkan menjadi angka psikologis terbaru di Bandara Soekarno-Hatta. Dia menilai, faktor pendorong tingginya jumlah penerbangan pada 14 Agustus salah satunya adalah long weekend.
"Ini menandakan pola perjalanan masyarakat dengan pesawat sudah mulai pulih kembali, di mana pada kondisi normal penerbangan pada periode long weekend memang cukup tinggi," ujar Awaluddin dalam keterangannya, Sabtu (15/8/20).
Sebelumnya di tengah pandemi ini pergerakan pesawat pada April 2020 hanya sekitar 200 penerbangan/hari. Adapun pada Mei 2020 sekitar 100 penerbangan/hari dan pada Juli 2020 juga sekitar 300 penerbangan/hari.
Awaluddin menilai bahwa adanya peningkatan menjadi indikator terjaganya kepercayaan masyarakat terhadap sektor penerbangan nasional di tengah pandemi.
"Kami berharap tren peningkatan pergerakan pesawat dan jumlah penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta ini dapat terjaga. Sebanyak 500 penerbangan/hari diharapkan juga menjadi angka psikologis yang baru di tengah pandemi ini, untuk kemudian angka tersebut secara perlahan dapat kembali meningkat lebih tinggi lagi," jelasnya.
Pada Kamis (20/8/2020), frekuensi penerbangan di Bandara Soetta kembali mencatat angka rekor tertinggi sejak masa pandemi Covid-19, yakni mencapai 530 penerbangan. Tingginya angka penerbangan menyusul libur panjang (long weekend) sejak 20-23 Agustus 2020.
Sebelumnya puncak kesibukan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta sempat terjadi pada Jumat, 14 Agustus 2020. Pergerakan pesawat di hari tersebut mencapai 524 penerbangan atau 43,6% dari kapasitas yang ada yakni 1.200 penerbangan/hari.
Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Denon B. Prawiraatmadja mengatakan Safe Travel Campaign dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap penerbangan nasional.
"Di Soekarno-Hatta, jumlah traffic atau pergerakan pesawatnya sudah menembus angka target psikologis kami di 500 pergerakan/penerbangan per hari. Artinya masyarakat sudah percaya diri lagi untuk terbang, karena mendapatkan informasi yang benar terkait standar kesehatan dan keselamatan penerbangan," katanya.