
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Korsel Terapkan "PSBB"

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Korea Selatan melarang pertemuan besar, menutup tempat hiburan malam dan gereja, serta melarang adanya penonton pada ajang pertandingan olahraga. Kebijakan pembatasan ini diumumkan pada Sabtu (22/08/2020) guna memerangi penyebaran virus corona.
Menteri Kesehatan Park Neung-hoo mengumumkan langkah-langkah tersebut tak lama setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea yang melaporkan 332 kasus baru dalam sembilan hari berturut-turut, seperti dikutip dari CNBC, Minggu (23/8/2020).
Hingga saat ini kasus positif Covid-19 di Korea Selatan tercatat mencapai 17.002, dimana 309 diantaranya adalah kasus kematian.
Sementara itu, sebagian besar kasus baru berasal dari daerah metropolitan Seoul yang padat penduduk dan telah menjadi pusat lonjakan virus dalam beberapa pekan terakhir. Infeksi juga dilaporkan terjadi di hampir setiap kota besar, sehingga meningkatkan kekhawatiran bahwa penularan tidak terkendali.
Pemerintah telah memperketat pembatasan sosial di Seoul pekan ini setelah sempat menolak melakukan hal tersebut karena alasan ekonomi.
"Kami sekarang berada dalam situasi yang sangat berbahaya yang dapat memicu penyebaran Covid-19 secara nasional," kata Park.
Gereja telah menjadi sumber utama kasus baru di daerah Seoul sebelum pihak berwenang menutupnya minggu ini. Klub malam, bar karaoke, restoran prasmanan, dan kafe gaming di wilayah ibu kota yang lebih besar juga telah ditutup.
Tak hanya itu, penonton juga dilarang mendatangi arena pertandingan bisbol dan sepak bola. Larangan ini keluar hanya beberapa minggu setelah tim diizinkan untuk menjual sebagian kursi mereka.
Langkah yang sama akan berlaku secara nasional mulai Minggu, meskipun Park mengatakan pemerintah daerah akan diizinkan untuk menerapkan beberapa tingkat fleksibilitas, seperti menyarankan penutupan bisnis daripada memaksakannya, jika kasus infeksi rendah.
Direktur KCDC Jeong Eun-kyeong telah mendukung pembatasan yang lebih kuat. Jika tidak ada tanda-tanda bahwa penyebaran virus melambat setelah akhir pekan, dia mengatakan negara tersebut harus mempertimbangkan untuk meningkatkan tindakan jarak sosial ke "Level 3,". Artinya, termasuk melarang pertemuan lebih dari 10 orang, menutup sekolah, menghentikan olahraga profesional dan menasihati perusahaan swasta agar karyawan bekerja dari rumah.
Seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan, Yoon Taeho, mengatakan pemerintah akan meninjau efek dari pembatasan sebelum memutuskan apakah akan memperkuat lebih lanjut.
Hingga Jumat sore, lebih dari 700 kasus telah dikaitkan dengan gereja Seoul yang dipimpin oleh seorang kritikus vokal presiden di negara itu. Pendeta Gereja Sarang Jeil Jun Kwang-hun dirawat di rumah sakit karena Covid-19 pada Senin lalu setelah berpartisipasi dalam protes anti-pemerintah minggu lalu di mana ia berbagi mikrofon di atas panggung dengan aktivis lainnya.
Polisi mendatangi gereja pada Jumat malam ketika mencoba untuk mengamankan daftar anggota gereja. Petugas kesehatan telah menggunakan data lokasi via ponsel untuk mengidentifikasi sekitar 15.000 orang.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau ke Korea Selatan? Wajib Tes PCR!