Penanganan Covid-19

Benarkah Indonesia Mulai Bisa Mengendalikan Covid-19?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 August 2020 14:35
Kampung Rawa Pasung RW 022, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (28/7/2020). Kampung rawa pasung bekasi ini dikenal sebagai wilayah zona hijau sejak awal pandemi Maret lalu. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Kampung Rawa Pasung RW 022, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (28/7/2020). Kampung rawa pasung bekasi ini dikenal sebagai wilayah zona hijau sejak awal pandemi Maret lalu. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - PandemiĀ Covid-19 di Indonesia masih mengkhawatirkan. Namun bukan berarti tidak ada harapan.

Per 19 Agustus 2020, jumlah pasien positif Covid-19 di Tanah Air adalah 144.945 orang, bertambah 1.902 orang (1,33%) dibandingkan hari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir (6-19 Agustus), rata-rata tambahan pasien baru adalah 2.005,28 orang, melonjak dibandingkan 14 hari sebelumnya, yaitu 1.794,28 orang.

Akan tetapi, meski secara nominal terjadi lonjakan, secara persentase laju pertumbuhan kasus harian agak melambat. Rata-rata pertumbuhan kasus dalam 14 hari terakhir adalah 1,55% per hari, sementara 14 hari sebelumnya adalah 1,74% per hari.

Data pasien sembuh juga menunjukkan optimisme. Per 19 Agustus, total pasien yang pulih dari virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu adalah 98.657 orang. Bertambah 2.351 orang (2,44%) dibandingkan hari sebelumnya.

Dalam dua hari terakhir, tambahan pasien sembuh lebih banyak ketimbang pasien baru. Sedangkan selama 14 hari terakhir rata-rata tambahan pasien sembuh adalah 1.769,14 orang per hari. Lebih tinggi ketimbang 14 hari sebelumnya yakni 1.688,12 orang.

Penambahan pasien sembuh kemungkinan karena tingkat reproduksi (Rt) virus corona yang melambat. Jika Rt masih lebih dari 1, maka artinya penularan masih terjadi. Oleh karena itu, targetnya adalah menekan Rt menjadi kurang dari 1.

Per 20 Agustus pukul 12:14 WIB, rata-rata Rt di seluruh provinsi adalah 0,99, sudah di bawah 1. Membaik dibandingkan posisi awal bulan yaitu 1,17.

Namun, kerja keras masih jauh dari kata usai. Selama vaksin atau obat Covid-19 belum tersedia, maka virus ini akan terus bergentayangan. Ada kalanya situasi membaik, tetapi risiko pemburukan akan selalu ada.

Apalagi dengan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), ribuan kasus baru bermunculan. Maklum, virus akan lebih mudah menyebar seiring peningkatan kontak dan interaksi antar-manusia.

Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan kompilasi aktivitas masyarakat yang diolah berdasarkan sumber Google Mobility Report. Hasilnya bisa ditebak, kegiatan di dalam rumah terus berkurang dan di luar rumah meningkat.

Di tempat belanja kebutuhan sehari-hari (groceries), misalnya, pada April jumlah pengunjung yang datang masih 21,1% di bawah normal. Pada Juli, jumlah pengunjung semakin banyak dan tingkat kepadatan tinggal 2,6% di bawah hari biasa.

"Sebelum Idul Adha, kegiatan di tempat belanja kebutuhan sehari-hari mengalami peningkatan. Fenomena ini sangat mirip dengan pola belanja masyarakat menjelang Idul Fitri," sebut laporan BPS.

Sementara di rumah, warga menghabiskan waktu 17% lebih banyak ketimbang situasi normal pada Mei. Saat itu memang merupakan puncak Work from Home (WfH). Pada Juli, angkanya turun menjadi 11,4%.

Well, memang cepat atau lambat 'keran' aktivitas publik harus dibuka kembali. Sebab, kalau terus-menerus meminta warga untuk #dirumahaja, ekonomi tidak akan bergerak dan menimbulkan komplikasi yang tidak kalah berat. Pengangguran dan kemiskinan bertambah, kerentanan sosial meningkat. Namun konsekuensinya ya itu tadi, pasti bakal terjadi lonjakan kasus baru.

Menangani pagebluk Covid-19 memang sangat tidak mudah. Mencari keseimbangan antara aspek kesehatan dengan sosial-ekonomi adalah hal yang hanya gampang diucapkan, tetapi sama sekali tidak mudah untuk diterapkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular