Dampak Covid-19

Erick: Banyak Perkiraan RI Salah Satu yang Runtuh Duluan

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
18 August 2020 18:05
Menteri BUMN Erick Thohir (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara mengenai kinerja ekspor-impor Indonesia pada Juli 2020 . Ia menegaskan neraca dagang justru membaik di tengah pandemi Covid-19 yaitu mengalami surplus. Hal ini berkebalikan dari ramalan-ramalan buruk soal Indonesia.

"Banyak memperkirakan ketika covid-19 ini mulai, kita salah satu negara yang runtuh duluan. Tapi kalau kita lihat hasil BPS hari ini, sudah diumumkan kan. Positif kita (neraca dagang), bukan ekonomi. Tapi antara impor dan ekspor malah membagus," kata Erick Thohir di sela acara pencanangan perdana transformasi PT Sarinah (Persero), Selasa (18/8/20).

Erick menjelaskan, semua ini terjadi karena mulai ada perbaikan pada supply chain. Indonesia yang selama ini banyak mengandalkan impor, ternyata bisa disubstitusi dengan produk dalam negeri di masa pandemi Covid-19.

"Yang selama ini di benak kita harus impor-impor terus. Padahal dengan Covid-19 ternyata defisit anggaran kita yang jelek jadi bagus sekarang dan nggak bubar juga ini negara, dan nggak kelaparan juga ini negara," katanya.

Ia menegaskan bahwa pandemi Covid-19 memaksa setiap negara untuk lebih mandiri. Menurutnya, kemandirian bukan berarti anti bekerja sama dengan negara lain.

"Tetapi kerjasamanya harus yang menang-menang, yang win-win. Karena dengan covid-19 ini kita diajarkan apa, negara yang mempunyai market yang besar itu adalah negara yang mempunyai keunggulan," urainya.

Sayangnya, paradigma tersebut selama ini menurut Erick tidak begitu diberlakukan, yang terjadi justru sebaliknya, Indonesia tergantung pada impor.

"Yang selama ini bangsa kita selalu dibalik. Karena kita punya market yang besar, kita terlena market kita digerogoti, kita tidak membangun agar market kita mandiri," katanya.

"Ditambah lagi sumber daya alam yang luar biasa anugerah Allah Subhanahu wa ta'ala yang luar biasa, apakah nilai seni nilai budaya, kuliner, jumlah pulau yang luar biasa banyak dan keunikan dari masing-masing suku bangsa kita ini menjadi fundamental justru bagaimana kita bisa lebih mandiri," lanjutnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor Indonesia pada Juli 2020 tumbuh negatif atau terkontraksi. Dengan kontraksi impor yang jauh lebih dalam ketimbang ekspor, neraca perdagangan membukukan surplus.

Nilai impor Indonesia bulan tercatat US$ 10,47 miliar. Terjadi kontraksi 32,55-% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Adapun nilai ekspor Indonesia dilaporkan US$ 13,73 miliar, turun 9,9-% YoY. Ini membuat neraca perdagangan surplus US$ 3,26 miliar.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Buat Transformasi, Erick Thohir Ganti Logo Baru BUMN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular