
Rapor Ekonomi G20: Lumayan, Indonesia Rangking 3!

Nah, di bagian ini ekonomi mulai jadi korban. Saat warga dunia lebih banyak rebahan di rumah, roda ekonomi seakan berhenti berputar. Dunia usaha berjatuhan karena nyaris tidak ada permintaan, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) melanda seluruh negara.
Pandemi virus corona telah memukul dua sisi perekonomian sekaligus, penawaran dan permintaan. Oleh karena itu, agregat ekonomi yang dicerminkan dalam Produk Domestik Bruto (PDB) menyusut. Pertumbuhan negatif alias kontraksi terjadi di mana-mana.
Teranyar, kemarin Jepang dan Thailand telah merilis data PDB kuartal II-2020. Hasilnya boleh dikata mengerikan.
Pada kuartal II-2020, ekonomi Jepang terkontraksi -7,82% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Jauh lebih dalam ketimbang kontraksi pada kuartal sebelumnya yaitu -0,62% YoY sekaligus menjadi yang terparah sejak 1979.
Ekonomi Negeri Sakura sudah berada di teritori negatif sejak kuartal IV-2019. Jadi Jepang bukan hanya resesi, tetapi terisap lebih dalam di lumpur resesi.
Sementara pada April-Juni 2020, PDB Thailand terkontraksi -12,2% YoY. Jauh lebih dalam ketimbang kontraksi kuartal sebelumnya yang sebesar -2% YoY.
Kontraksi sudah terjadi dalam dua kuartal beruntun, sehingga Thailand secara sah dan meyakinkan masuk zona resesi. Ini menjadi resesi pertama sejak 2009.