Sedih Gaes, Ini Daftar Negara yang Jatuh ke Jurang Resesi

Muhammad Choirul, CNBC Indonesia
15 August 2020 14:52
Infografis/Mohon Maaf Bukan Kabar Baik, Semua Ramal Dunia Resesi/Aristya Rahadian Krisabella
Foto: Infografis/Mohon Maaf Bukan Kabar Baik, Semua Ramal Dunia Resesi/Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara di dunia kian latah terjerembab dalam jurang resesi. Tren tersebut masih terus terjadi dalam sepekan terakhir ini. Salah satunya dialami Inggris, yang resmi jatuh ke jurang resesi.

Dalam pengumuman Rabu (12/8/2020), PDB Inggris secara tahunan (YoY) berkontraksi atau -21,7% di kuartal II 2020. Sebelumnya ekonomi negeri Ratu Elizabeth itu -1,7% di basis yang sama, pada kuartal I 2020.

Dalam basis kuartalan (QtQ), ekonomi -20,4% dari April hingga Juni. Sebelumnya di basis yang sama pada kuartal I 2020, ekonomi tercatat -2,2%. Virus corona dan penguncian yang dilakukan untuk membendung Covid-19 menjadi alasan mengapa ini terjadi. Inggris sendiri adalah ekonomi terbesar ke-6 di dunia.

"(Meski begitu) ada tanda-tanda pemulihan di Juni ketika PDB tumbuh 8,7%," ungkap Kantor Statistik Nasional, dikutip dari Reuters.

Ekonomi disebut terburuk sejak 2009 atau 11 tahun terakhir. Data-data yang dikeluarkan Kantor Statistik Nasional (ONS) mengonfirmasi hal tersebut.

"Jelas bahwa Inggris berada di rekor resesi terbesar," tulis AFP mengutip pernyataan Kantor Statistik Nasional, Rabu (11/8/2020).

Virus corona dan penguncian (lockdown) guna membendung Covid-19 membuat ini terjadi. Pengeluaran rumah tangga anjlok karena toko-toko tutup. Jasa, konstruksi, dan produksi turun paling dalam.Termasuk sektor perhotelan yang sangat terimbas dari pembatasan perjalanan.

"Ada tanda-tanda pemulihan di Juni," ungkap Wakil Ahli Statistik ONS Jonathan Athow ditulis BBC.

"Meskipun demikian, PDB pada bulan Juni masih berada di urutan keenam di bawah levelnya pada bulan Februari, sebelum virus menyerang."

Inggris merupakan ekonomi terbesar keenam di dunia. Jasa menggerakkan empat per lima dari ekonomi negara itu

Selanjutnya, Malaysia menambah daftar negara yang terkena resesi. Dikutip dari TradingEconomics, ekonomi tercatat -16,5% (QtQ) pada triwulan kedua 2020. Di kuartal I, ekonomi sebelumnya -2%.

Secara basis tahunan (YoY), ekonomi -17,1%. Namun di kuartal I, ekonomi masih positif 0,7%.

Malaysia juga meramal pertumbuhan bakal minus di 2020. Ekonomi Negeri Jiran sepanjang tahun dikisaran -3,5% hingga -5,5%. Hal ini disampaikan secara resmi oleh Bank Negara Malaysia, Jumat (14/8/2020). Meski demikian otoritas optimistis ekonomi akan membaik di 2021, dengan pertumbuhan 5,5% hingga 8,0%.

Adapun pada pengumuman PDB kuartal II 2020 ini, Malaysia mencatat -17,1% secara (YoY). Ini merupakan kontraksi ekonomi pertama sejak triwulan ketiga 2009 dan penurunan paling tajam sejak triwulan keempat tahun 1998.

Penguncian (lockdown) guna mencegah Covid-19 menghancurkan ekonomi negara itu. Konsumsi rumah tangga merosot hingga 18,5% sementara investasi turun 28,9%.

Permintaan eksternal masih berkontribusi negatif ke PDB. Ekspor dan impor turun tajam. Di sisi lain jasa produksi, sektor jasa dan manufaktur mengalami kontraksi. Pertambangan dan konstruksi juga turun.

Sebelumnya IMF meramalkan ekonomi negara itu akan -3,8% selama 2020. Ketergantungan Malaysia pada perdagangan global menjadi penyebab

Berikutnya, ekonomi Polandia ikut kontraksi. Negara Eropa ini bahkan mengalami resesi teknikal pertama sejak akhir era komunis, lebih dari tiga dekade lalu.

Hal ini nampak dari data yang diterbitkan kantor Statistik Polandia, Jumat (14/8/2020). Penguncian (lockdown) akibat penyebaran corona (Covid-19) menjadi penyebab.

Perekonomian susut 8,9% di kuartal II 2020 dalam basis kuartalan (QtQ). Sebelumnya di kuartal I 2020, ekonomi -0,4%. Di basis tahunan(YoY) ekonomi di kuartal II 20202 -8,2%. Sebelumnya ekonomi tumbuh 2% di kuartal I 2020.

Resesi adalah turunnya aktivitas ekonomi dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Sebenarnya Polandia belum benar-benar masuk ke dalam zona resesi karena ekonomi kuartal I secara tahunan yang masih positif. Namun, karena secara kuartalan ekonomi dua kali negatif, maka negara ini bisa disebut tengah dilanda resesi teknikal.

Sebelumnya sejumlah negara dan kawasan juga mengonfirmasi resesi. Di antaranya Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Filipina, Uni Eropa, Amerika Serikat, Hong Kong, Korea Selatan dan Singapura.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Negara Kaya Eropa Terancam Masuk Jurang Resesi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular