Happy Omnibus Law Segera Tuntas, Luhut: Kami Bukan Ngarang!

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
14 August 2020 16:23
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan saat berkunjung ke Transmedia, Kamis  (19/7/2018). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkit pentingnya keberadaan RUU Cipta Kerja. Dia juga berharap agar rancangan aturan tersebut segera selesai dibahas pemerintah-DPR akhir bulan ini atau awal September 2020.

"Kami untuk mendorong investasi ini omnibus Law menjadi sangat penting. Cipta lapangan kerja dan perpajakan ini sekarang kami kerjakan. Dan prosesnya ini kami berdoa mudah-mudahan itu bisa jadi akhir bulan ini atau paling lambat mungkin awal bulan depan," kata Luhut dalam pidato ilmiah peringatan Dies Natalis IV Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia, Jumat (14/8/20).

Dia menjelaskan bahwa Omnibus Law ini memuat penyederhanaan perizinan, syarat investasi, administrasi pemerintahan. "Semua kami permudah. Presiden perintahkan buat permudah," tegasnya.

Dia juga menyebut, penyusunan RUU ini dilakukan tidak dengan asal-asalan. Pihaknya juga mengamati sejumlah regulasi mengenai investasi di negara-negara tetangga.

"Benchmark saja pada negara-negara sekitar. Kami bukan ngarang baru, apa yang di Vietnam, apa yang di Singapura, apa yang di Malaysia," urainya.

Kajian yang melirik ke negara-negara tersebut juga berdasarkan tingkat kompetisi di investasi, yang selama ini Indonesia masih kalah. Luhut ingin Indonesia mampu bersaing, karenanya disusunlah RUU Cipta Kerja.

"Masa kami nggak bisa kompetitif. Kami jangan ngarang sendiri, membuat aturan sendiri. KamiĀ happy dengan aturan tapi nggak bisa jalan untuk apa. Benchmark itu ketemulah dan kamiĀ adjust sana sini untuk kemudahan kami," bebernya.

Menurutnya, dalam melihat sesuatu haruslah didasarkan pada pemahaman utuh. Situasi perang dagang dan perubahan geopolitik global juga perlu diperhatikan.

"Jadi efek perang dagang ini ada lihat Winner and loser, di sini trade diversion Vietnam itu mendapatkan 7,9%. Kami harus reformasi diri kami makanya omnibus law itu menjadi sangat penting dalam konteks ini tadi. Kami kan bersama global kami nggak boleh hanya introvert hanya melihat kendala, kami harus lihat keluar," tuturnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aturan Baru, Kerja Lembur Ditambah & Ada yang Tak Dibayar!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular