Internasional

Dari Singapura ke Malaysia, RI Dikepung Negara-negara Resesi

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
14 August 2020 15:03
Demo Ojek Online di Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Demo Ojek Online di Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara tetangga Indonesia baru-baru ini telah melaporkan ekonominya mengalami penurunan dua kuartal berturut-turut. Secara teorinya, hal ini disebut sebagai resesi.

Salah satu negara terbaru yang masuk ke jurang resesi adalah Malaysia. Pada Jumat (14/8/2020), Bank Negara Malaysia (BNM) menyebut bahwa ekonominya terkontraksi atau tumbuh negatif -17,07% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Ini menjadi kontraksi ekonomi pertama yang terjadi pada negara itu sejak kuartal III-2009. Sementara angka kontraksinya adalah yang terparah sejak kuartal IV-1998.

Secara kuartalan (quarter-to-quarter/QtQ), pada kuartal II-2020, Produk Domestik Bruto (PDB) Malaysia -16,5%, setelah kuartal sebelumnya turun -1,15% QtQ. Ini membuat tetangga Indonesia ini resmi masuk ke dalam resesi teknikal.

Bank sentral negara itu mengatakan koreksi ekonomi ini mencerminkan dampak dari upaya penanganan wabah virus corona (Covid-19) Malaysia. Di mana negara itu telah menerapkan penguncian (lockdown) yang disebut dengan Movement Control Order (MCO) selama tiga bulan terakhir.

Langkah itu telah membuat aktivitas ekonomi Malaysia, seperti produksi dan konsumsi, tidak bisa berjalan normal.

Sebelum Malaysia negara-negara tetangga lain Indonesia juga telah melaporkan terjerat resesi. Beberapa di antaranya yaitu:

Singapura

Pada Selasa (11/8/2020), Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura mengatakan ekonomi negara itu mengalami kontraksi sebesar 42,9% pada kuartal kedua II 2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Angka itu lebih buruk dari perkiraan awal resmi yang dirilis bulan lalu.

Pada perkiraan awal, ekonomi menyusut 41,2% pada kuartal II dibandingkan sebelumnya.

Angka terbaru ini mengirim negara kota di Asia Tenggara itu masuk ke dalam resesi teknis.

"Secara tahunan/year-on-year (YoY), ekonomi menyusut 13,2% pada kuartal yang berakhir 30 Juni," ujar kementerian dikutip dari CNBC International.

"Itu lebih buruk dari perkiraan sebelumnya yaitu kontraksi 12,6% dari tahun ke tahun."

Kementerian juga merevisi perkiraan setahun penuhnya untuk ekonomi Singapura. Ekonomi diperkirakan akan mencatat kontraksi antara 5% sampai 7% pada 2020.

Filipina

Filipina resmi masuk resesi setelah pada Kamis (6/8/2020) mengumumkan bahwa produk domestik bruto-nya (PDB) mengalami kontraksi di kuartal-II 2020.

Badan Statistik Filipina menyebut PDB secara tahunan (YoY) di kuartal II 2020 -16,5%. Sebelumnya pada kuartal satu, ekonominya juga berkontraksi, yaitu -0,7% secara tahunan di kuartal I 2020.

Secara kuartalan (QtQ), ekonomi Filipina di April hingga Juni juga -15,2%. Di kuartal I lalu dalam basis yang sama, ekonomi -5,1%.

Data ekonomi Filipina itu sendiri jauh lebih buruk dari jajak pendapat yang dilakukan Reuters, yang memproyeksi penurunan 0,7% secara YoY.

Hal ini pun membuat negara yang dipimpin Presiden Rodrigo Duterte itu resmi mengalami resesi karena ekonominya telah minus dua kuartal berturut-turut. Ini merupakan resesi pertama Filipina dalam 29 tahun.

Thailand

Thailand belum mengumumkan data ekonomi terbarunya. Namun ekonomi Thailand mengalami kontraksi paling cepat dalam delapan tahun pada kuartal I-2020 lalu.

Sejumlah pengamat menilai Thailand bakal jatuh (dipastikan) ke jurang resesi lebih cepat dari yang diperkirakan. Pandemi Covid-19 menghantam pariwisata dan aktivitas domestik yang menjadi satu-satunya kekuatan negara Gajah Putih tersebut.

Pada kuartal I-2020 ekonomi Thailand negatif hingga 2,2%. Kemudian diproyeksikan di kuartal II-2020 akan negatif juga di 2,2% berdasarkan konsensus beberapa lembaga rating. Sementara Trading Economics memproyeksikan ekonominya anjlok minus 17% di kuartal II-2020.

"Dampak wabah di Q2 akan jauh lebih besar daripada di Q1," kata Phacharaphot Nugtramas, ekonom di Krung Thai Bank, yang memperkirakan ekonomi akan menyusut 8,8% tahun ini.

Dampak lockdown Thailand akan terus mempengaruhi pengeluaran rumah tangga dan investasi swasta untuk sisa tahun ini.


(res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masih Resesi, Ekonomi RI Q1 Diramal Tumbuh -1% Hingga -0,1%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular