
Kini Malaysia yang Resesi! RI Kudu Makin Hati-hati...

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu lagi negara mengumumkan angka output perekonomian (Produk Domestik Bruto/PDB) kuartal II-2020. Seperti diduga, hasilnya mengerikan...
Adalah Malaysia yang hari ini merilis data perubahan PDB periode April-Juni 2020. Bank Negara Malaysia (BNM) menyebut bahwa ekonomi Negeri Harimau Malaya terkontraksi alias tumbuh negatif -17,07% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Ini menjadi kontraksi ekonomi pertama yang menghinggapi sejak kuartal III-2009. Sementara angka kontraksinya adalah yang terparah sejak kuartal IV-1998.
Malaysia belum jatuh ke jurang resesi, karena pada kuartal I-2020 masih membukukan pertumbuhan PDB 0,73% YoY. Resesi adalah kontraksi ekonomi YoY dalam dua kuartal beruntun.
Namun ada yang namanya resesi teknikal, kontraksi ekonomi secara kuartalan (quarter-to-quarter/QtQ) dua kali berturut-turut. Pada kuartal II-2020, ekonomi Malaysia mengkerut -16,5% QtQ setelah kuartal sebelumnya turun -1,15% QtQ. Artinya, Malaysia sudah masuk ke zona resesi teknikal.
"Koreksi ekonomi ini mencerminkan dampak dari upaya penanganan Coronavirus Disease-2019/Covid-19. Di Malaysia, penerapan Movement Control Order (MCO) membatasi aktivitas produksi dan konsumsi.
"Kebijakan ini membuahkan pukulan terhadap pasokan dan permintaan. Ditambah lagi ada penurunan drastis di sektor pariwisata karena penutupan perbatasan dan larangan kunjungan antar-negara. Di sisi pasokan, hampir seluru sektor mencatatkan pertumbuhan negatif," papar keterangan tertulis BNM.
Namun, BNM memperkirakan kuartal II-2020 adalah titik nadir dan ada harapan untuk pulih pada paruh kedua. Asa ini muncul seiring pelonggaran MCO, sejumlah aktivitas sudah diperbolehkan kembali meski dengan rambu-rambu protokol kesehatan.
"Aktivitas ekonomi mulai bergulir kembali seiring reopening pada awal Mei. Ekonomi diperkirakan bisa pulih secara bertahap pada semester II. Perkiraan ini berdasarkan atas sejumlah indikator seperti perdagangan besar dan eceran, produksi industri, ekspor, dan produksi listrik," lanjut keterangan BNM.
![]() |
Akan tetapi, kontraksi yang begitu dalam pada kuartal II membuat ekonomi 2020 secara 2020 hampir mustahil tertolong. BNM meramal ekonomi Malaysia tahun ini terkontraksi dalam kisaran -3,5% hingga -5,5% sebelum tumbuh positif 5,5-8% pada 2021.
