Kini Malaysia yang Resesi! RI Kudu Makin Hati-hati...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 August 2020 12:24
ringgit
Ilustrasi Ringgit Malaysia (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu lagi negara mengumumkan angka output perekonomian (Produk Domestik Bruto/PDB) kuartal II-2020. Seperti diduga, hasilnya mengerikan...

Adalah Malaysia yang hari ini merilis data perubahan PDB periode April-Juni 2020. Bank Negara Malaysia (BNM) menyebut bahwa ekonomi Negeri Harimau Malaya terkontraksi alias tumbuh negatif -17,07% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Ini menjadi kontraksi ekonomi pertama yang menghinggapi sejak kuartal III-2009. Sementara angka kontraksinya adalah yang terparah sejak kuartal IV-1998.

Malaysia belum jatuh ke jurang resesi, karena pada kuartal I-2020 masih membukukan pertumbuhan PDB 0,73% YoY. Resesi adalah kontraksi ekonomi YoY dalam dua kuartal beruntun.

Namun ada yang namanya resesi teknikal, kontraksi ekonomi secara kuartalan (quarter-to-quarter/QtQ) dua kali berturut-turut. Pada kuartal II-2020, ekonomi Malaysia mengkerut -16,5% QtQ setelah kuartal sebelumnya turun -1,15% QtQ. Artinya, Malaysia sudah masuk ke zona resesi teknikal.

"Koreksi ekonomi ini mencerminkan dampak dari upaya penanganan Coronavirus Disease-2019/Covid-19. Di Malaysia, penerapan Movement Control Order (MCO) membatasi aktivitas produksi dan konsumsi.

"Kebijakan ini membuahkan pukulan terhadap pasokan dan permintaan. Ditambah lagi ada penurunan drastis di sektor pariwisata karena penutupan perbatasan dan larangan kunjungan antar-negara. Di sisi pasokan, hampir seluru sektor mencatatkan pertumbuhan negatif," papar keterangan tertulis BNM.

Namun, BNM memperkirakan kuartal II-2020 adalah titik nadir dan ada harapan untuk pulih pada paruh kedua. Asa ini muncul seiring pelonggaran MCO, sejumlah aktivitas sudah diperbolehkan kembali meski dengan rambu-rambu protokol kesehatan.

"Aktivitas ekonomi mulai bergulir kembali seiring reopening pada awal Mei. Ekonomi diperkirakan bisa pulih secara bertahap pada semester II. Perkiraan ini berdasarkan atas sejumlah indikator seperti perdagangan besar dan eceran, produksi industri, ekspor, dan produksi listrik," lanjut keterangan BNM.

growrhBank Negara Malaysia

Akan tetapi, kontraksi yang begitu dalam pada kuartal II membuat ekonomi 2020 secara 2020 hampir mustahil tertolong. BNM meramal ekonomi Malaysia tahun ini terkontraksi dalam kisaran -3,5% hingga -5,5% sebelum tumbuh positif 5,5-8% pada 2021.

Kalau ekonomi Malaysia resesi, bagaimana nasib Indonesia? Sepenting apa peran Malaysia bagi perekonomian Tanah Air?

Kontribusi utama Malaysia terhadap Indonesia adalah dalam hal pariwisata. Wisatawan mancanegara (wisman) dari Negeri Jiran adalah yang terbanyak mengunjungi Indonesia.

Pada 2019, wisman asal Malaysia mencatatkan 2,98 juta kunjungan. Melonjak 19,07% dibandingkan tahun sebelumnya.

Jadi ketika Malaysia resesi, maka tentunya mereka yang pelesiran bakal berkurang. Sebuah kerugian bagi Indonesia, karena sumbangan wisman Malaysia yang begitu signifikan.

Bagaimana dengan ekspor? Apakah Malaysia adalah salah satu negara tujuan ekspor utama Indonesia?

Bisa ya, bisa tidak. Nilai ekspor non-migas Indonesia ke Malaysia selama semester I-2020 adalah US$ 3,03 miliar atau 4,18% dari total ekspor non-migas. Malaysia menempati peringkat ke-6 di bawah China, Amerika Serikat (AS), Jepang, India, dan Singapura.

Dengan peran Malaysia yang penting bagi perekonomian Ibu Pertiwi, kita patut cemas saat sang tetangga jatuh ke jurang resesi. Kalau tidak hati-hati, bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami tragedi serupa.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular