17 Juta Kunjungan Turis Asing ke RI Akhirnya Cuma Jadi Mimpi

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
03 August 2020 15:32
Erick Thohir: Pelabuhan Benoa harus bisa menjadi Kawasan Turis Terpadu kelas dunia/Monica Wareza
Foto: Erick Thohir: Pelabuhan Benoa harus bisa menjadi Kawasan Turis Terpadu kelas dunia/Monica Wareza

Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib sektor pariwisata dan transportasi RI sedang apes tahun ini. Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) menjadi dalang dari anjloknya kinerja sektor ini. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Tanah Air pada bulan Juni masih sangat sedikit. Hanya ada 160.3 ribu kunjungan yang tercatat pada bulan Juni. 

Jika dibandingkan dengan bulan Mei, terjadi penurunan sekitar 3.300 kunjungan atau -2% (month on month/mom). Namun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, jumlah kunjungan anjlok 88,8% (year on year/yoy).

Dengan jumlah tersebut, maka total kunjungan wisman di paruh pertama tahun ini hanya mencapai 3,09 juta saja. Kunjungan wisman anjlok drastis sampai 59,96% dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Berbeda dari sebelum-sebelumnya, jumlah kunjungan turis asing sejak pandemi Covid-19 merebak lebih banyak yang dari jalur darat. Sementara proporsi kunjungan pelancong asing melalui jalur udara anjlok drastis. 

Pada Januari lalu saja, dari total kunjungan wisman yang mencapai 1,27 juta, sebanyak 63% nya masuk ke dalam negeri melalui jalur udara. Sementara pada bulan lalu jumlah kunjungan menggunakan pesawat terbang hanya sebesar 0,9% saja dari total kunjungan mencapai 160,3 ribu. 

Larangan bepergian hingga kesadaran setiap orang untuk menahan diri dari bepergian akibat pandemi global yang terjadi membuat sektor pariwisata hingga transportasi menjadi terpuruk. Bahkan menjadi salah satu yang paling terpuruk.

Saat pandemi merebak angka pengangguran naik. Alhasil pendapatan yang menurun dan daya beli yang tergerus membuat. Masyarakat akan mengerem pengeluarannya untuk hal-hal yang dianggap kurang urgen. Fokus konsumen saat ini adalah kebutuhan dasar seperti pangan dan kesehatan.

Sehingga selain aspek keamanan dan kesehatan, faktor daya beli juga jadi pemicu buruknya kinerja sektor ini. Selain menunda piknik, lawatan bisnis juga ikut terdampak.

Apalagi dengan adanya teknologi video konferensi yang semakin masif membuat para pelaku usaha lebih memilih mengadakan rapat melalui telekonferens mengingat lebih efisien secara waktu dan biaya. Tren ini tentu juga akan mempengaruhi pola perilaku pengusaha ke depannya. 

Sampai dengan saat ini, pandemi Covid-19 juga belum menunjukkan adanya tanda-tanda akan usai. Malah di dalam negeri jumlah kasus terus bertambah. Pertambahan kasus harian bahkan sudah mencapai angka 2.000 kasus per hari. 

Jika tren ini terus berlanjut, maka sektor pariwisata tak bisa diharapkan untuk mendongkrak ekonomi domestik selain karena kontribusinya yang masih relatif kecil. Dengan total kasus mencapai 111 ribu penderita Covid-19 di Tanah Air, tentu hal ini sangat mengkhawatirkan. 

Terkait kapan sektor pariwisata akan pulih masih tidak jelas dan penuh dengan ketidakpastian. Namun satu yang pasti, selagi pandemi masih terus merebak maka realitas kunjungan wisman ke RI akan semakin menjauhi target kunjungan wisman yang dipatok sejak awal tahun oleh pemerintah.

Anjloknya sektor pariwisata juga ikut menyeret bisnis perhotelan ke nasib apes. Kendati tingkat penghunian kamar (TPK) mulai membaik sejak Mei. Namun TPK masih saja tertekan jika dibandingkan tren bulan Juni pada tahun-tahun sebelumnya. 

BPS mencatat TPK bulan Juni berada di angka 19,7% naik dari 14,45% bulan Mei. Namun jika dibandingkan dengan bulan Juni dua tahun terakhir yang TPK-nya mencapai 52% jelas kinerja ini menunjukkan bahwa bisnis perhotelan pun masih berada dalam keterpurukan.

Prospek sektor pariwisata untuk tahun depan pun juga masih abu-abu. Kendati ekonomi diramal baru akan rebound pada 2021, pemulihan sektor pariwisata akan sangat tergantung pada banyak faktor seperti kapan pandemi covid-19 berakhir dan waktu tersedianya vaksin hingga hal yang berbau psikologis seperti ketakutan para pelancong. 

Pada akhirnya untuk tahun ini, RI memang tak bisa mengharapkan sumber devisa dari pariwisata. Pandemi Covid-19 telah merenggut impian RI kedatangan 17 juta kunjungan pelancong asing. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Help! Bisnis Hotel dan Restoran Sudah di Ujung Tanduk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular