
Naik Terus, Utang Luar Negeri RI Nambah 5% Jadi Rp 6.090 T!

Jakarta, CNBC Indonesia - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal II-2020 tercatat US$ 408,6 miliar atau sekira Rp 6.090,59 triliun dengan kurs saat ini. Naik 5% dibandingkan periode yang sama (year-on-year/yoy).
Bank Indonesia (BI) melaporkan, ULN tersebut terdiri dari sektor publik (pemerintah dan bank sentral) US$ 199,3 miliar dan sektor swasta (termasuk BUMN) US$ 209,3 miliar. Kenaikan ULN disebabkan oleh penarikan neto ULN, baik ULN pemerintah maupun swasta. Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan nilai ULN berdenominasi rupiah.
Sementara posisi ULN pemerintah pada akhir kuartal II-2020 tercatat sebesar US$ 196,5 miliar, tumbuh 2,1% (yoy) setelah pada kuartal sebelumnya mengalami kontraksi -3,6% (yoy). Peningkatan ULN pemerintah terjadi seiring penerbitan Sukuk Global untuk memenuhi target pembiayaan, termasuk satu seri Green Sukuk yang mendukung pembiayaan perubahan iklim.
"ULN pemerintah tetap dikelola secara hati-hati dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas yang di antaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,5% dari total ULN pemerintah), sektor konstruksi (16,4%), sektor jasa pendidikan (16,3%), sektor jasa keuangan dan asuransi (12,4%), serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,7%)," sebut keterangan tertulis BI, Jumat (14/8/2020).
Kemudian ULN swasta pada akhir kuartal II-2020 tumbuh 8,2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya sebesar 4,7% (yoy). Perkembangan ini disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan, sedangkan ULN lembaga keuangan tercatat kontraksi.
Pada akhir kuartal II-2020, ULN perusahaan bukan lembaga keuangan terakselerasi dari 7% (yoy) pada kuartal sebelumnya menjadi 11,4% (yoy), sedangkan ULN lembaga keuangan terkontraksi 1,7% (yoy), lebih rendah dari kontraksi 2,4% (yoy) pada kuartal sebelumnya. Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,3% dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan.
"Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir kuartal II-2020 sebesar 37,3%, meningkat dibandingkan dengan rasio pada kuartal sebelumnya sebesar 34,5%. Meskipun meningkat, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89% dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," papar keterangan BI.
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Utang Luar Negeri RI Makin Numpuk! Capai Rp 5.839 T