
Pengelola Mal di Jakarta Babak Belur!

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah pengunjung pada pusat perbelanjaan di DKI Jakarta masih mengkhawatirkan. Meski sudah dibuka hampir dua bulan atau sejak pertengahan Juni lalu, kedatangan pengunjung masih jauh dari kata normal.
Apalagi ditambah adanya aturan baru, yakni maksimal kapasitas terisi adalah 50% pengunjung dibanding waktu normal.
"Untuk DKI Jakarta mal yang sudah buka sekitar 81 pusat belanja. Dari sejak dibuka pada 15 Juni, saat buka pertama traffic hanya 20-30%, sangat memprihatinkan," kata Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD DKI Jakarta, Ellen Hidayat, kepada CNBC Indonesia, Rabu (12/8/2020).
"Belum pernah dalam sejarah, pusat belanja yang baru dibuka, itu traffic sangat rendah sekali."
Saat ini, kondisi memang lebih baik, namun belum bisa dikatakan memuaskan. Ellen melihat faktornya adalah keberanian dari pada konsumen.
Meski ada yang sudah berani datang ke pusat perbelanjaan, namun tidak sedikit juga yang ragu untuk kembali berbelanja secara langsung
. "Berjalan waktu hampir masuki bulan kedua, memang ada kenaikan sedikit tapi nggak merata," katanya.
"Rata-rata yang datang sekitar 30-40%. Namun itu hanya untuk beberapa pusat belanja, dan umumnya weekend."
Faktor lain yang diduga menjadi penyebab menurunnya kunjungan adalah, karena sebagian fasilitas atau tenant di pusat perbelanjaan belum beroperasi kembali.
Padahal, pada waktu normal tempat tersebut menjadi penyumbang kunjungan besar pada pusat perbelanjaan.
"Tenant-tenant di pusat belanja rata-rata belum buka 100%. Ini masih ada sekitar 80% sampai 90% karena sebagian kategori belum diizinkan pemerintah daerah setempat seperti gym, karaoke, permainan anak. Sekitar 10% yang belum boleh buka," jelas Ellen.
Apalagi sejumlah tenant juga meminta keringanan biaya sewa akibat menurunnya penjualan.
"Dari pengalaman kami saat PSBB, rata-rata karena tenant nggak berpenghasilan, jadi minta diskon ke pusat belanja. Pembatasan traffic pengunjung sebesar 50% membuat masyarakat belum berani ke tempat belanja," katanya.
"Benar-benar membuat pengelola pusat belanja bukan (memiliki keuangan) merah lagi, tapi babak belur."
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Shopping Time! Segera Dibuka Kembali, Ini SOP Masuk Mal