Warga Kurang Patuh Jaga Jarak, Makanya Kasus Corona Melonjak!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 August 2020 08:35
Pengunjung pasar menggunakan Kantong Belanja Ramah Lingkungan (KBRL) di Pasar Tebet Barat, Jakarta, Jumat. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Pasar Tradiosional (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia belum mereda. Bahkan ada kecenderungan penambahan jumlah kasus baru meningkat.

Per 6 Agustus 2020, jumlah pasien positif corona di Tanah Air tercatat 118.753 orang. Bertambah 1.882 orang (1,61%) dibandingkan posisi sehari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir (24 Juli-6 Agustus), jumlah pasien baru rata-rata bertambah 1.792,57 orang per hari. Lebih tinggi ketimbang 14 hari sebelumnya yaitu 1.637,21 orang per hari.

Tren peningkatan kasus menunjukkan bahwa penyebaran masih terjadi. Salah satu pendekatan untuk mengukur seberapa jauh dan cepat virus menyebar, indikator yang kerap dipakai adalah tingkat reproduksi (Rt).

Targetnya adalah Rt harus ditekan di bawah 1. Kalau masih 1, apalagi lebih dari itu, maka seorang pasien positif corona masih menulari orang-orang lain. Rantai penularan semakin panjang, virus menyebar kian luas.

Mengutip Bonza, rata-rata Rt di seluruh provinsi pada 6 Agustus adalah 1,03. Lebih kecil dibandingkan posisi dua pekan lalu yang sebesar 1,04. Namun ya itu tadi, masih di atas 1.

Salah satu kunci untuk menekan penyebaran virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini adalah dengan menjaga jarak. Setidaknya 1-2 meter, jangan terlalu akrab dulu.

Awalnya pembatasan sosial (social distancing) dipatuhi dengan baik. Namun semakin ke sini, rasanya jarak itu semakin menyempit.

Salah satu indikator untuk melihat kepatuhan menjaga jarak adalah Social Distancing Index keluaran Citi. Semakin angkanya menjauhi nol, maka masyarakat kian berjarak alias taat social distancing. Namun kalau semakin dekat dengan nol, berarti semakin akrab.

Per 31 Juli, skor Social Distancing Index Indonesia ada di -19, sama seperti sepekan sebelumnya. Namun kalau dibandingkan dengan dua bulan sebelumnya yaitu pada akhir Mei yang angkanya -25, terlihat bahwa warga +62 semakin ikrib. Kepatuhan akan social distancing memudar, dan meningkatkan risiko penularan virus corona.

Berdasarkan lokasi, penumpukan jumlah manusia paling terlihat di tempat penjualan kebutuhan sehari-hari (groceries) dan toko obat. Pada 14 April, jumlah pengunjung di tempat itu masih 21% di bawah kondisi normal. Namun pada 31 Juli, jumlahnya sudah sama dengan hari-hari biasa.

Peningkatan jumlah orang juga terlihat di tempat-tempat lain. Di perkantoran, kepadatan pada 14 April masih 36% di bawah situasi normal. Pada 31 Juli berubah menjadi 32% di bawah hari biasa. Potensi terciptanya kerumunan meningkat, dan lagi-lagi mendongkrak risiko penyebaran virus corona. 

Demikian pula dengan tempat transit angkutan umum. Jika pada 14 April kepadatannya masih 57% di bawah normal, maka pada 31 Juli sudah 33% di bawah normal.

Sementara di tempat rekreasi dan perbelanjaan, jumlah pengunjung pada 14 April masih 38 di bawah normal Pada 31 Juli, jumlah pengunjung bertambah sehingga menjadi 17% di bawah normal.

coronaCiti

So, jangan heran Rt Indonesia masih saja di atas 1. Sebab risiko penyebaran virus masih tinggi karena lunturnya kepatuhan menjaga jarak.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular