
Ada yang Sebut Resesi di RI Tak Terelakkan, Gimana Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia diperkirakan cepat atau lambat akan merasakan yang namanya resesi. Perekonomian pada kuartal III-2020 diperkirakan akan kembali minus.
Hal tersebut dikemukakan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didik J. Rachbini dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (6/8/2020). "Saya yakin kuartal III masuk resesi dan IV masuk lebih jauh lagi apabila penanganan seperti ini," tegas Didik.
Proyeksi yang disampaikan Didik memiliki alasan. Pasalnya, ditegaskan dia, realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 jauh dari ekspektasi yang sudah diperkirakan.
"INDEF tidak menduga sampai di - 5,32%, ini di luar dugaan," kata dia dalam diskusi virtual, Kamis (6/8/2020).
Didik memandang, lambatnya penyaluran bantuan yang sudah disusun dalam Program Pemulihan Ekonomi (PEN) tidak akan memberikan hasil yang maksimal terhadap perekonomian.
"Ternyata fungsi pemerintah menahan pertumbuhan minus ini tidak berjalan, justru pemerintah menjadi sumber kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi negatif," jelasnya.
Peran pemerintah dinilai tidak membantu karena dari 17 lapangan usaha yang mendorong perekonomian, hampir semuanya merosot dan tumbuh minus. Bahkan sektor yang paling naik seperti informasi dan telekomunikasi tidak sebesar yang diharapkan.
"Jadi penyelamat utama, pilar utama yang harusnya berfungsi ternyata tidak berfungsi, justru pilar utama di pemerintah ambruk dan ini sama persis dengan dinamika kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi pandemi. Jadi ekonomi akan lebih jauh tumbuh negatif," jelasnya.
Ekonom INDEF Tauhid Ahmad memiliki pandangan serupa. Menurutnya, perekonomian Indonesia di kuartal III akan kembali minus jika pemerintah tidak kerja cepat, terutama dalam penyaluran bantuan kepada masyarakat miskin.
"Kalau kuartal III minus maka akan resesi dan jika berlanjut kuartal IV minus maka perekonomian akan depresi," tegasnya.
(cha/cha)
Next Article Nahloh, Ekonomi RI Tahun Ini Diramal Hanya 0%