Tanpa Lockdown Ekonomi Swedia -8,6%, Terparah Sejak 1980

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
05 August 2020 16:24
swedia
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Swedia tumbuh negatif 8,6% sepanjang kuartal II-2020. Padahal negara ini tidak pernah menerapkan aturan pembatasan ketat (lockdown) selama pandemi virus corona (Covid-19) terjadi.

Dilansir dari AFP, Rabu (5/8/2020), badan statistik di Swedia mengatakan, ini merupakan penurunan ekonomi terbesar paling tidak dalam 40 tahun terakhir. "Penurunan PDB ini yang terbesar dalam satu kuartal sejak periode 1980 ke depan," ujar pernyataan badan statistik.

Meski jatuh signifikan, namun para analis menyatakan angka ini sudah diperkirakan. "Penurunan dramatis ini sudah diperkirakan. Dibandingkan negara lain masih lebih baik, terutama bila dibanding dengan negara di Eropa Selatan," kata Analis dari Bank Nordea, Torbjorn Isaksson.



Negara-negara eurozone atau yang menggunakan mata uang euro, ekonominya jatuh minus 12,1 persen di kuartal II-2020. Spanyol, Italia, dan Prancis misalnya mengalami kontraski karena lockdown yang menghantam ekonomi dan pariwisata.

Ini berbanding terbalik dengan Swedia yang tidak pernah menerapkan kebijakan lockdown sepanjang pandemi terjadi. Perusahaan dan kantor-kantor tetap beroperasi dalam skala yang besar.

Namun ketergantungan pada ekspor menjadi masalah bagi ekonomi. Ekspor sedang turun karena lesunya permintaan global.

Sebelumnya, di kuartal I-2020 lalu, ekonomi Swedia masih tumbuh positif 0,1%. Ekonomi Swedia belum masuk dalam kategori resesi.


(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI-Swedia Makin Erat, Kerja Sama Terus Didorong

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular