Internasional
Nambah Negara Kaya Eropa Terancam Resesi: Swedia

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Swedia akan memasuki resesi. Diperkirakan ini akan terjadi lebih dalam dan lebih lama.
Hal itu disebabkan melonjaknya harga energi yang mendorong inflasi. Ini memukul rumah tangga dan bisnis.
Produk domestik bruto Swedia diramal berkontraksi sebesar 0,7% pada tahun 2023. Jauh dibanding perkiraan November untuk penurunan 0,4%.
Sementara inflasi utama diperkirakan sebesar 6% tahun depan. Ini naik dari 5,2% yang terlihat sebelumnya.
"Saya mengatakan pada bulan Oktober bahwa Swedia sedang menuju 'musim dingin' ekonomi dan apa yang kita lihat sekarang adalah musim dingin terlihat lebih berlarut-larut dari yang kita duga," kata Menteri Keuangan Elisabeth Svantesson mengatakan pada konferensi pers Kamis, dikutip dari Reuters, Jumat (23/12/2022).
"Perkembangan yang lemah... sepertinya tidak akan mencapai titik terendah hingga tahun 2024," katanya.
Dalam prediksi kementerian, ekonomi diramal tumbuh hanya 1% pada tahun 2024. Ini turun dari 2% dari prediksi awal meski diyakini pulih ke pertumbuhan 2,7% pada 2025.
"Penting untuk mengatakan bahwa saat ini, kita tidak sedang melihat krisis ekonomi, kita sedang melihat krisis energi. Banyak orang benar-benar berjuang... tetapi perekonomian secara keseluruhan tidak," kata Svantesson.
Bank sentral Swedia sebelumnya telah menaikkan suku bunga empat kali tahun ini menjadi 2,50% untuk memerangi inflasi yang melonjak. CPIF November, target perhitungan inflasi Riksban, adalah 9,5% pada bulan November, jauh di atas yang diinginkan 2%.
Sebelumnya, mengutip data IMF dan Bank Dunia, proyeksi ekonomi global menurun dari 3,2% menjadi 2,7% pada 2023. Ekonomi dunia akan mengalami perlambatan dan memicu menurunnya permintaan.
[Gambas:Video CNBC]
Dunia Bakal Resesi Semua Tak Pasti, Skenarionya Bikin Ngeri
(sef/sef)