Internasional

Heboh Jutaan Dokter di Filipina Minta Lockdown, Ada Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
03 August 2020 08:47
An empty street shortly past midnight at Quezon city in Manila, Philippines early Tuesday, March 17, 2020 as the government implements an
Foto: Suasana sepi di Manila (AP Photo/Aaron Favila)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lebih dari 1 juta orang tenaga kesehatan menyatakan Filipina telah kalah melawan pandemi Covid-19. Mereka mendesak Presiden Rodrigo Duterte untuk memberlakukan kembali aturan penguncian (lockdown) ketat di sekitar ibu kota Manila.

Desakan ini berasal dari 80 kelompok yang mewakili 80.000 dokter dan perawat di Filipina. Melonjaknya kasus infeksi virus corona yang tidak terkontrol, membuat sistem kesehatan di negara tersebut runtuh. Inilah yang membuat mereka menyerukan untuk pengawasan lebih ketat di ibu kota dan provinsi terdekat.



"Petugas kesehatan kami kelelahan dengan jumlah pasien yang tampaknya tak berujung yang berbondong-bondong ke rumah sakit kami untuk perawatan darurat dan masuk," tulis kelompok yang dipimpin oleh Fakultas Kedokteran Filipina dalam surat kepada presiden, dilansir dari Reuters akhir pekan lalu.

"Kami melakukan pertarungan yang kalah melawan COVID-19," tambah surat tersebut.

Filipina pada Jumat (31/7/2020), mencatat 4.063 kasus baru. Sedangkan pada Sabtu (1/8/2020) ada sebanyak 4.963 kasus baru dan 4.884 kasus baru pada Minggu (2/8/2020). Sedangkan pada Senin (3/8/2020), negara ini mencatat lompatan harian terbesar dengan 5.032 kasus.



Kenaikan angka ini dipicu oleh sikap warga Filipina yang sulit menerapkan protokol kesehatan, seperti penggunaan masker, menjaga jarak sosial, mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer.

Sementara, Istana kepresidenan mengatakan akan memasukkan pendapat dari para pemangku kepentingan dalam beberapa pertemuan mendatang gugus tugas penanganan virus corona, meskipun menurut mereka, karantina masyarakat saja tidak cukup.

Pada pertengahan Maret lalu, Duterte memberlakukan salah satu lockdown terpanjang dan ketat di ibukota dan provinsi lain untuk memerangi virus.

"Istana memahami harus ada tindakan keseimbangan antara kesehatan masyarakat dan kesehatan ekonomi negara," kata juru bicara Duterte, Harry Roque dalam sebuah pernyataan.

Di sisi lain, Departemen Kesehatan Filipina menegaskan akan memperbaharui kembali rencana penanganan Covid-19 di negaranya dalam waktu seminggu ke depan. Pemerintah juga menyatakan akan berupaya untuk meningkatkan tenaga kesehatan di Manila yang menjadi garis depan perlawanan terhadap pandemi Covid-19.

Gugus Tugas Penanganan Covid-19 dari pemerintah Filipina juga menyebutkan akan mengeluarkan strategi baru dalam tujuh hari ke depan. Menambahkan himbauan kepada seluruh tenaga kesehatan yang berada di provinsi lain dan yang baru kembali dari luar negeri, untuk membantu tenaga kerja di ibu kota.

Selain itu, mereka juga berjanji untuk mencari bantuan ke universitas dan kelompok medis untuk merekrut lebih banyak dokter, perawat dan staf medis lainnya.

Namun demikian, pemerintah Duterte ini tampaknya masih enggan untuk kembali untuk kembali menerapkan lockdown dengan mengatakan bahwa ada cara lain untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini.

"Pertempuran belum berakhir, dan belum akan berakhir dalam waktu yang lama. Tetapi kita akan mengerahkan segala upaya kita untuk mengubah keadaan," kata Departemen Kesehatan tersebut.

Filipina kini berada di posisi ke-25 dalam daftar negara dengan kasus Covid-19 terbanyak. Tercatat Filipina memiliki 103.185 kasus terjangkit, dengan 2.059 kasus kematian, dan 65.557 pasien berhasil sembuh, menurut data Worldometers.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Breaking! Filipina Lockdown Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular