Ekonomi Minus 13,8%, Hantu Resesi Betah Bersemayam di Prancis

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
31 July 2020 15:40
A woman walks her dog on the empty Champs Elysees avenue, with the Arc de Triomphe in background, in Paris, Thursday, Dec. 5, 2019. The Eiffel Tower shut down Thursday, France's vaunted high-speed trains stood still and teachers walked off the job as unions launched nationwide strikes and protests over the government's plan to overhaul the retirement system. (AP Photo/Francois Mori)
Foto: Dampak Demo di Prancis di Menara Eifel ((AP Photo/Francois Mori))

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Prancis pada kuartal II-2020 tercatat minus 13,8%. Hal ini dilaporkan oleh kantor statistik nasional Prancis (INSEE), Jumat (31/7/2020).

Kontraksinya ekonomi Prancis pada kuartal II-2020 dengan -13,8% itu karena konsumsi, investasi, dan perdagangan turun tajam akibat diberlakukannya pembatasan wilayah atau lockdown di negara itu, guna menahan penularan virus corona atau covid-19.

Melansir Reuters, dari data awal yang dirilis, kontraksi di negara dengan ekonomi terbesar kedua dalam kawasan Eropa itu, tercatat lebih curam dari pertumbuhan ekonomi Jerman pada kuartal II-2020, yang tercatat minus 10,1%.

Lockdown di Prancis memang secara ketat dilakukan sampai dengan 11 Mei 2020. Negara yang terkenal dengan panorama Menara Eifel itu menutup toko-toko yang tidak menjual bahan baku, sepanjang kuartal II-2020 (April hingga Juni). Pada 2 Juni, pemerintah Prancis akhirnya mengizinkan kafe dan restoran untuk dibuka.

Kendati demikian, realisasi kontraksi ekonomi Perancis ini tak seburuk dari prediksi yang diperkirakan, yakni minus 17% di awal bulan ini oleh kantor statistik nasional INSEE serta minus 15,3% ditulis oleh analis yang disurvei oleh Reuters.

INSEE juga merevisi adanya penurunan produk domestik bruto (PDB) Perancis dari 5,3% menjadi 5,9% pada kuartal I-2020.

"Itu adalah penurunan PDB ketiga berturut-turut, dalam resesi yang dimulai pada kuartal keempat tahun lalu, ketika pemogokan nasional mencukur 0,2% dari output nasional," tulis Reuters.

Selain itu, INSEE memprediksi ekonomi akan mengalami rebound sebesar 19% pada kuartal ketiga dan 3% pada kuartal keempat, dengan aktivitas 1% hingga 6% di bawah level sebelum krisis pada Desember.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI (Mungkin) Resesi, Tapi Krisis? Rasanya Kok Tidak...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular