
Waduh Shell Rugi Besar, Tiga Bulan Capai Rp 262 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan raksasa minyak dan gas (migas) asal Belanda, Royal Dutch Shell, membukukan kerugian US$ 18,1 miliar atau sekitar Rp 262 triliun sepanjang kuartal II-2020. Ini terjadi karena penurunan nilai aset akibat pandemi virus corona, yang menghantam pasar minyak dunia.
Kerugian ini menjadi sinyal akan terjadi pemangkasan jumlah tenaga kerja di perusahaan tersebut.
Sepanjang April-Juni 2020, kinerja Shell ambles, karena pada periode yang sama tahun sebelumnya, Shell membukukan laba US$ 3 miliar. Kejatuhan harga minyak juga menjadi salah satu penyebab utama.
Dilansir dari AFP, Kamis (30/7/2020), kinerja Shell yang turun dalam ini disebabkan karena harga minyak, LNG, dan gas yang rendah. Selain itu, juga akibat turunnya marjin dari bisnis kilang dan volume penjualan produk hasil minyak.
Produksi migas Shell pada periode tersebut turun 6% menjadi 3,4 juta barel setara minyak per hari sepanjang kuartal II-2020, dan proyeksinya akan terus turun pada kuartal III-2020.
CEO Shell, Ben van Beurden, memberikan sinyal adanya pemangkasan karyawan dalam beberapa bulan ke depan. "Kemungkinan kami akan melihat sebuah resizing. Kami akan berakhir dengan beberapa orang. Setelah musim panas, adalah waktu untuk melihat apa yang terjadi dalam hal jumlah karyawan," katanya.
Kinerja Shell telah jatuh ke zona merah sejak kuartal I-2020, akibat jatuhnya harga minyak. Perusahaan ini akan memangkas dividen untuk pertama kalinya sejak 1940-an.
Saat ini, harga kontrak minyak berada di kisaran US$ 40/barel, lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu.
Selain Shell, perusahaan minyak asal Inggris yaitu BP, juga memangkas sekitar 15% atau 10.000 dari pegawainya di seluruh dunia, merespons penurunan bisnis akibat pandemi. BP juga memutuskan menjual bisnis petrokimia kepada Ineos senilai US$ 5 miliar untuk mengamankan kondisi keuangannya.
Sementara Shell, pada Maret lalu sudah memutuskan untuk memangkas biaya produksi sekitar US$ 3 miliar-US$ 4 miliar dalam 12 bulan ke depan.
(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Shell & Chevron Cabut, Sektor Migas RI Kian Nelangsa?