Internasional

Laut China Selatan Kayanya Makin Panas, AS-Australia vs China

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
29 July 2020 06:32
Kapal induk Ronald Reagan (Twitter @USNavy)
Foto: Kapal induk Ronald Reagan (Twitter @USNavy)

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dan Australia bakal memperluas kerja sama militer kedua negara, di tengah meningkatnya ketegangan dengan China. Dalam pertemuan antara menteri luar negeri dan pertahanan kedua negara, keduanya sepakat membuat aliansi militer bersama antara sekutu.

"AS tahu ancaman yang Anda (Australia) dan seluruh dunia bebas hadapi. Dan AS, mendukung Anda dalam aliansi yang tak 'terpatahkan' ini," kata Menter Luar Negeri AS Mike Pompeo, dalam konferensi pers bersama dikutip dari AFP, Rabu (29/7/2020).



"Latihan ini tidak hanya meningkatkan kapabilitas tapi juga mengirimkan sinyal jelas ke Beijing bahwa kami di atas angin, kami akan berlayar dan akan beroperasi di manapun sesuai hukum internasional dan mempertahankan hak-hak sekutu dan mitra kami untuk hal yang sama."

Sementara itu, Menteri Pertahanan Australia Linda Reynolds mengatakan kedua negara akan membangun hubungan di banyak bidang pertahanan. Termasuk perang hipersonik, elektronik, dan berbasis ruang angkasa.

"Kerjasama ini akan memperkuat kemampuan kita bersama untuk berkontribusi pada keamanan regional dan untuk mencegah perilaku 'fitnah' di wilayah kita," katanya lagi.

Sebelumnya Australia dan AS sudah melakukan sejumlah latihan militer pekan lalu. Latihan juga diikuti kapal induk Jepang di Laut Filipina.

Selain Australia dan Jepang, koalisi juga dibentuk AS dengan Filipina dan India. Dua negara Asia itu memproklamirkan keikutsertaannya dengan AS awal Juli ini.

Sebelumnya, klaim China di Laut China Selatan (LCS) membuat AS ikut campur dalam masalah di kawasan. China mencap 80% wilayah Laut China Selatan sebagai areanya sesuai konsep 'sembilan garis putus-putus'.

Sementara itu, Australia saat ini tengah bermasalah dengan China di bidang perdagangan. Pernyataan Australia yang menuntut investigasi Covid-19 di China membuat Beijing berang dan memboikot sejumlah produk pertanian dan pendidikan negeri Kanguru.

Pekan lalu Australia juga menyuarakan kecamannya pada China atas Laut China Selatan. Negara benua itu, di depan PBB, menyebut menolak semua klaim China atas hak dan kepentingan maritim di perairan kaya migas itu.



Pemilu AS

Sementara itu, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong melihat hubungan AS dan China memang selalu "terikat" setiap kali pemilihan presiden AS datang. Namun stabil setelahnya.

"Saya tidak yakin apakah itu akan terjadi karena saya merasa ini sangat berbeda," ujarnya dikutip dari laman yang sama.

Tingkat permusuhan, sedih untuk mengatakan, konsensus bipartisan dengan memperlakukan China sebagai ancaman sangatlah tidak biasa dan saya khawatir ini akan terbawa setelah pemilihan. Jika iya, saya pikir itu akan menjadi pertanda buruk."


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laut China Selatan Membara Lagi, Kok Australia Ikutan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular