
Luhut Gencar Cari Investor Tanah Jarang, Mepet ke Trump?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rare Earth Element (REE) atau biasa disebut logam tanah jarang (LTJ) belakangan kembali menjadi bahan perbincangan. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi saat ini tengah mencari-cari negara yang mau menjadi investor untuk komoditas rare earth ini.
Hal ini dinilai penting mengingat rare earth disebut-sebut bisa menjadi bahan baku pembuatan senjata. TTJ adalah 17 elemen yang berfungsi sebagai komponen utama dalam berbagai perangkat mulai dari smartphone atau ponsel pintar dan kamera berteknologi tinggi hingga televisi layar datar dan komputer.
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sudah menawarkan ke negara-negara yang siap menjadi investor, seperti Amerika Serikat (AS).
Saat ini investor yang sudah siap adalah China. Akan tetapi demi menjaga iklim investasi di Indonesia, ia enggan menyerahkan ke negara tersebut.
"Ini kita juga memang dilematis, karena rare earth kan paling banyak diproduksi di Tiongkok, Amerika sendiri begitu di-banned [blokir] oleh Tiongkok itu kelabakan juga. Nah investor yang paling cepet sekarang itu Tiongkok, nah kalau kita semua kasih Tiongkok nanti semua mental," kata Luhut dalam diskusi, Sabtu, (25/07/2020).
Oleh karena itu, saat ini Luhut sedang mencari investor lain selain China, agar negara lain berkesempatan untuk mengembangkan tanah jarang ini.
"Jadi kita ya memelihara ekuilibrium kita cari investor, apakah Amerika mau, kita coba atau yang lain," jelasnya.
Menurutnya mencari investor itu bukan hal yang sederhana seperti yang orang lain lihat dan pikirkan. Namun juga harus pas dengan kepentingan nasional kita.
"Jadi kita harus melihat nasional interest kita, tidak sekadar hanya terima orang datang investasi, tidak begitu ceritanya. Ada perhitungan strategi kita, pertimbangan geopolitik sebelum memutuskan itu dan seberapa banyak yang akan kita berikan, nggak akan kita berikan semua," ucapnya.
Usulan penggunaan rare earth sebagai bahan pembuatan senjata merupakan hasil pembicaraan antara Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Tanah jarang ini banyak di temukan di daerah yang menghasilkan timah, seperti di Bangka Belitung.
Saat dikonformasi ke Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosma Djohan, ia mengaku sudah bertemu dengan Prabowo perihal potensi besar tanah jarang ini.
"Ini adalah mineral-mineral yang sangat memiliki potensi untuk ketahanan negara kita," ujar Erzaldi ditemui di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Jumat (10/7/2020).
Tidak berhenti sampai di situ, Ia mengklaim kalau Prabowo sudah mendiskusikan potensi besar tanah jarang dengan Presiden Joko Widodo. "Alhamdulillah dengan Pak Prabowo sudah menindaklanjuti ke Pak Presiden dan kita tunggu nanti kebijakan dari pemerintah," kata Erzaldi.
Saat ini China diketahui mendominasi rantai pasokan global, dan Washington sangat bergantung pada kekuatan super Asia itu untuk mengakses logam tersebut sedemikian rupa sehingga komoditas itu belum dikenakan kenaikan bea impor.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut, Prabowo & Mineral Berharga Bernama Rare Earth
