Dampak Covid-19

Gelombang Bangkrut Maskapai Dunia Terjadi, Apa Menular ke RI?

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
22 July 2020 18:10
A SAS jet taxis at Newark Liberty International Airport, Wednesday, May 2, 2018, in Newark, N.J. (AP Photo/Julio Cortez)
Foto: Maskapai Scandinavian Airlines System (SAS). (AP/Julio Cortez)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkap betapa mengerikannya industri penerbangan dunia dihantam pandemi covid-19. Maskapai papan atas dunia ramai-ramai mengalami tekanan, bahkan tak sedikit yang bangkrut.

"Kita mengambil contoh bahwa di industri penerbangan, secara global perusahaan penerbangan mengalami masalah. Tercatat penerbangan swasta Kolombia, Avianca sedang proses pengajuan opsi bangkrut, Virgin Australia juga demikian," ujarnya dalam sebuah webinar, Rabu (22/7/20).

Selain itu, dia menyebut bahwa dua maskapai besar, yakni Airtrans dan Lufthansa juga mengalami hal yang sangat serius. Kondisi ini diperparah dengan iklim usaha di dunia yang masih mencemaskan.

"Thailand sudah melakukan lockdown dan tentu ini membuat situasi situasi semakin tidak baik. Kita harapkan dunia aviasi dapat keluar dengan baik tanpa mengabaikan protokol kesehatan," katanya.

Dia ingin, protokol kesehatan di Indonesia bisa dilakukan dengan disiplin. Meski tak mudah, namun menurutnya kedisiplinan merupakan ujung pangkal menyelesaikan persoalan.

"Kalau kita melihat hari-hari ini maka pergerakan daripada transportasi begitu bermasalah. Sehingga kita perlu melakukan upaya-upaya agar kita bisa tetap eksis," tegasnya.

Secara umum, dia menilai bahwa sektor transportasi memiliki peran penting dalam menopang perekonomian. Kini, dengan adanya pembatasan transportasi, pertumbuhan ekonomi pun ikut terkoreksi.

"Kita tentu melihat bahwa apa yang terjadi membuat shock, karena transportasi adalah darah daripada roda perekonomian, sehingga banyak insan transportasi yang tak bisa berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

"Menurunnya sektor transportasi memang membuat perekonomian terkoreksi tajam, diperkirakan terdapat suatu kinerja negatif namun demikian kita harus usahakan di kuartal III dan kuartal IV, itu bisa pulih kembali. Sehingga pertumbuhan yang relatif lebih baik dari hari-hari ini," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Parah dari 1998, Satu Per Satu Maskapai RI Terancam Bangkrut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular