Kajian INDEF: PDB Q3 Bakal Negatif, RI Masuk Jurang Resesi!

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
21 July 2020 15:31
cover topik: PDB konten
Foto: cover topik/PDB konten/Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) merilis kalkukasi atau hitung-hitungan soal pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020.

Indonesia bakal masuk ke zona resesi.

"Pandemi Covid-19 yang terjadi di awal 2020 menjadi batu sandungan yang terjal bagi pemulihan ekonomi global," tulis INDEF dalam Siaran Pers Kajian Tengah Tahun (KTT) INDEF 2020 yang dilansir CNBC Indonesia, Selasa (21/7/2020).

Genderang resesi global nyaring dibunyikan oleh berbagai lembaga internasional sebagai sistem peringatan dini bagi pembuat kebijakan ekonomi agar lebih hati-hati. Situasi serupa juga mulai menghampiri ekonomi Indonesia.

"Data realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan I-2020 yang terpangkas hampir separuh dari periode yang sama tahun sebelumnya, serta perkiraan pertumbuhan ekonomi negatif di triwulan-II menjadi penanda badai resesi akan segera tiba."



"Hasil kalkulasi INDEF menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh negatif di triwulan II dan memasuki zona resesi di triwulan III 2020. Pada triwulan II 2020 ekonomi diproyeksi tumbuh negatif di kisaran -3,26 persen (skenario sedang) hingga -3,88 persen (skenario berat)," tulis INDEF.

Perhitungan INDEF dilakukan dengan menggunakan model CGE (Computable General Equilibrium) yang didekati dengan dua skenario implikasi, yaitu skenario sedang dan berat.

Skenario sedang didefinisikan sebagai skenario kebijakan penanganan wabah Covid-19 lebih dari 5 bulan dengan realisasi alokasi stimulus fiskal Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) lebih besar dari 30 persen, dan skenario berat didefinisikan sebagai skenario penanganan wabah Covid-19 terjadi lebih dari 5 bulan dengan realisasi alokasi stimulus fiskal PEN lebih kecil dari 30 persen

INDEF melihat, pada triwulan III-2020, ancaman pertumbuhan ekonomi negatif juga masih membayangi perekonomian Indonesia.

"Hal ini terlihat dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berpotensi negatif di kisaran -1,3 persen (skenario sedang) hingga -1,75persen (skenario berat). Waspada dan siap siaga memitigasi kemungkinan resesi ekonomi menjadi pilihan kebijakan yang tidak terelakkan."

Di sisi lain, wabah Covid-19 ini juga menjadi momen koreksi atas rapuhnya pijakan perekonomian akibat terlalu bergantung ke negara lain.

"Oleh karena itu, aspek kemandirian ekonomi harus menjadi arus utama dalam menata arsitektur ekonomi Indonesia pasca pandemi, agar cita-cita kesejahteraan bisa diwujudkan."


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PDB Q1 Keok ke 2,97%, Konsumsi Rumah Tangga 'Hancur Lebur'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular