Maaf Pak Prabowo, Jangan Paksakan Beli Eurofighter Bekas!

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
21 July 2020 11:01
Jet Tempur jenis Eurofighter Typhoon (File Photo AP)
Foto: Jet tempur jenis Eurofighter Typhoon (File Photo AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Republik Indonesia dilaporkan ingin membeli 15 unit jet tempur Eurofighter milik Pemerintah Republik Austria. Hal itu diungkap Media Austria Kronen Zeitung dalam laporannya, Minggu (19/7/2020).

Seperti dilansir newsabc.net, Senin (20/7/2020), Kementerian Pertahanan Austria mengonfirmasi telah menerima surat dari Menteri Pertahanan RI Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto yang ditujukan kepada Menhan Austria Klaudia Tanner. Kendati demikian, Kemenhan Austria tidak mau berkomentar lebih lanjut perihal surat tersebut.

"Tolong izinkan saya untuk menghubungi Anda secara langsung terkait masalah yang sangat penting bagi Indonesia ini," tulis Prabowo dalam surat berbahasa Inggris tertanggal 10 Juli itu. "Untuk memorderninasi TNI Angkatan Udara, saya ingin mengadakan perundingan resmi dengan Anda untuk membeli seluruh 15 unit jet tempur Eurofighter untuk Indonesia."

Pengamat Militer & Pertahanan Connie Rahakundini Bakrie buka suara mengenai rencana tersebut. Dia menjelaskan selama ini fungsi pengoperasian yang setara dengan spesifikasi Eurofighter Typhoon sudah dipenuhi Sukhoi 27/35. Dikatakan, Indonesia sudah punya pesawat jenis Sukhoi 27/35.

Karenanya, dia mempertanyakan langkah pemerintah mengincar 'barang bekas' dari Austria tersebut. Belum lagi, ada beban biaya operasional tambahan yang harus ditanggung.

"Fungsi Typhoon sebagai superiority fighters sudah dipenuhi oleh Sukhoi 27/35 yang kita sudah miliki. Mengapa tidak Kita beli saja lebih banyak lagi Sukhoi tersebut? Ini akan memurahkan dan memudahkan logistik dan operasional TNI AU," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (21/7/2020).

Dengan jenis yang sama, ada skala ekonomi yang bakal ditekan menjadi lebih murah. Asumsinya, belanja jenis serupa dengan jumlah besar, akan ada harga yang lebih murah.



"Jika Typhoon dipaksakan beli, maka siap-siap kita akan semakin rumit dalam sistem logistik dan semakin mahal operasionalnya. Sehingga saya memandang langkah membeli Typhoon bukan merupakan smart procurement (pengadaan yang cerdas)," kata Connie.

Dia menjelaskan, saat ini alutsista terutama pesawat tempur, sudah semakin beragam. Sayangnya, dia menyebut Indonesia belum punya standar militer untuk menuju platform centric warfare.

"Dimana-mana, semua pesawat tempur (fighter jets) terbagi menjadi dua kelas utama yaitu superiority fighter untuk air dominance dan multirole fighter yang berfungsi sebagai pesawat serang permukaan yang fungsi sekundernya Tempur udara," jelasnya.

Dikatakan, superiority fighter biasanya lebih berat, dengan mesin ganda yang kuat dan berbahan bakar banyak sehingga jelajahnya lebih jauh. Bobot senjatanya pun lebih berat.

Sementara multirole fighter biasanya pesawat yang jauh lebih ringan, termasuk senjata dan jelajah lebih terbatas. Namun pesawat ini lebih fleksibel dalam berbagai misi.

"Contoh dari pasangan fighters ini seperti F15 Eagle dan F16 Viper USAF, atau sekarang sudah mulai diganti dengan F22 Raptor dan F35 Lightning II,. Dari Russia ada pasangan Su27/30/35 Flanker/Terminator dan Mig 29/35 Fulcrum," kata Connie.

Kolumnis di Media Austria Kleine Zetung, Franz-Stefan Gady memiliki penilaian tersendiri terhadap rencana Prabowo. Hal itu disampaikan Gady via akun Twitter resminya @HoansSolo seperti dikutip CNBC Indonesia, Senin (20/7/2020).

"Untuk berbagai alasan, ini tidak realistis," tulisnya.

"Pada 2015, Indonesia pernah mengadakan dengan Airbus pada 2015 untuk pengadaan Eurofighter. Tapi kemudian Indonesia malah memilih Sukhoi Su-35 alih-alih Eurofighter."

Lebih lanjut, Gady bilang kalau Airbus tidak akan menyetujui penjualan itu. Di sisi lain, Eurofighter milik Austria membutuhkan upgrade besar-besaran sehingga membuatnya terlalu mahal untuk Indonesia.

Sampai berita ini ditulis, CNBC Indonesia sudah berusaha menghubungi Juru Bicara Menhan RI, Dahnil Anzar Simanjuntak, maupun Kepala Biro Humas Kemenhan RI Brigadir Jenderal Djoko Purwanto. Namun, belum ada respons yang diberikan terkait rencana RI membeli 15 unit Eurofighter Typhoon milik Austria.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dalih Prabowo Mau Borong Eurofighter Typhoon Austria, Simak!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular