
Eurofighter Bidikan Prabowo Pernah Terlibat Skandal Vs Airbus

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Republik Indonesia dilaporkan ingin membeli 15 unit jet tempurĀ Eurofighter milik Pemerintah Republik Austria. Hal itu diungkap Media Austria Kronen Zeitung dalam laporannya, Minggu (19/7/2020).
Seperti dilansir newsabc.net, Senin (20/7/2020), Kementerian Pertahanan Austria mengonfirmasi telah menerima surat dari Menteri Pertahanan RI Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto yang ditujukan kepada Menhan Austria Klaudia Tanner. Kendati demikian, Kemenhan Austria tidak mau berkomentar lebih lanjut perihal surat tersebut.
Seperti diketahui, pengadaan jet tempur Eurofighter oleh Austria sempat menimbulkan polemik dengan pihak pabrikan, Airbus. Kini pesawat tersebut diincar Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk diboyong ke Indonesia.
Menteri Pertahanan Austria Hans Peter Doskozil saat itu menyebut adanya penipuan yang dilakukan Airbus. Namun, semua tuduhan tersebut dibantah oleh pihak pabrikan.
Mengutip, france24.com, Airbus menolak tuduhan penipuan yang dilontarkan Austria atas kesepakatan dua miliar euro (US$ 2,3 miliar) untuk jet Eurofighter. Perusahaan itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah mengajukan pengajuan hukum kepada jaksa Austria yang menyangkal semua tuduhan.
Kantor Doskozil menggugat Airbus dan konsorsium Eurofighter pada bulan Februari 2017 karena diduga sengaja menyesatkan tentang harga pembelian, waktu pengiriman dan peralatan teknis dari 18 jet. Austria menuntut ganti rugi hingga 1,1 miliar euro (US$ 1,2 miliar).
"Tuduhan ini palsu dan tidak berdasar secara hukum," kata Peter Kleinschmidt, seorang pengacara Airbus, dalam sebuah pernyataan.
"Pesawat dikirim sebagaimana ditentukan dalam kontrak," pernyataan itu berbunyi.
Perusahaan juga membantah tuduhan mereka telah menipu Austria senilai 183,4 juta euro dalam apa yang disebut kesepakatan penggantian kerugian. Dikatakan bahwa sebagian besar dari tawaran pertahanan, dan perjanjian sampingan ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi lokal dengan memastikan pemasok internasional akan menggunakan perusahaan lokal untuk melakukan beberapa pekerjaan yang dikontrak.
Austria menuduh bahwa pihaknya secara tidak sadar telah membayar komisi "legal ... dan juga kriminal" kepada pelobi dan pihak lain yang tidak disebutkan dalam kesepakatan Airbus.
"Untuk meningkatkan tuduhan seperti itu, dikombinasikan dengan klaim kerusakan yang mencapai jutaan, 16 tahun setelah tender dan delapan tahun setelah pengiriman pesawat Eurofighter terakhir, tampak sangat musykil dan bermotivasi politik," kata Airbus.
Pada akhir Januari 2017, Airbus telah setuju untuk membayar puluhan juta euro dalam pajak tambahan atas pembayaran 90 juta euro yang diduga terkait dengan kontrak Eurofighter Austria.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dalih Prabowo Mau Borong Eurofighter Typhoon Austria, Simak!