Canggih Mana, Eurofighter Bidikan Prabowo Vs Rafale?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
20 July 2020 16:55
Jet Tempur jenis Eurofighter Typhoon (File Photo AP)
Foto: Jet tempur jenis Eurofighter Typhoon (File Photo AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dengan dalih memoderninsasi alutsista udara RI, Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto menyatakan ketertarikannya untuk membeli 15 unit pesawat Eurofighters Typhoon Austria. 

Hal itu disampaikan langsung oleh Prabowo kepada Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tenner dalam sebuah surat berbahasa Inggris. "Tolong izinkan saya untuk menghubungi Anda secara langsung terkait masalah yang sangat penting bagi Indonesia ini," tulis Prabowo 

"Untuk memorderninasi TNI Angkatan Udara, saya ingin mengadakan perundingan resmi dengan Anda untuk membeli seluruh 15 unit jet tempur Eurofighter untuk Indonesia."

Penawaran yang dilakukan Prabowo ini dinilai akan menguntungkan kedua belah pihak lantaran ada kasus korupsi yang menjerat pembelian Eurofighters Typhoon oleh Austria dari Airbus 2003 silam. 

Mengutip Trace Compendium, Airbus diduga menaikkan harga pesawat tempur tersebut saat perjanjian kerja sama 17 tahun silam. Kala itu Austria dikabarkan harus merogoh kocek hingga 2 miliar euro untuk memboyong 15 unit pesawat tersebut. 

Mengingat pesawat tersebut jarang digunakan, anggarannya terlalu mahal untuk negara sekelas Austria hingga kasus penggelembungan harga oleh Airbus, niatan untuk melego pesawat tempur tersebut menjadi hal yang wajar. 

Membeli alutsista memang tidak bisa sembarangan. Selain anggarannya yang besar, alutsista yang dibeli haruslah memberi dampak positif terhadap penguatan sistem pertahanan di suatu negara. 

Kabar tersebut akhirnya membuat publik bertanya-tanya, memangnya secanggih apa Eurofighter Typhoon jika dibandingkan dengan jenis pesawat tempur lainnya?

Jika mengutip Wall Street Journal, pesawat tempur buatan Airbus ini masih lebih baik daripada Lockheed Martin F-22 yang diproduksi oleh AS dan hampir setara dengan Rafale buatan Perancis dari segi kecepatan. 

Eurofighter Typhoon mampu melaju dengan kecepatan penuh 2 Mach atau nyaris 2.400 Km/jam. Kecepatan Eurofighter Typhoon masih lebih baik dari F-22 (1,7 Mach), F-35 (1,6 Mach) dan Rafale (1,8 Mach). 

Dengan kecepatan maksimum mencapai 2 Mach, laju maksimum pesawat tempur pabrikan Airbus ini menyamai Sukhoi Su-57 (T-50) buatan Rusia. Namun jika dilihat dari jangkauannya, Eurofighter Typhoon masih relatif terbatas jika dibandingkan dengan kelas pesawat tempur lainnya. 

Jangkauan Eurofighter Typhoon tercatat mencapai 1.841 miles, hanya lebih baik dari Lockheed Martin F-35 yang mencapai 1.381 miles. Sementara untuk Rafale jangkauannya mendapai 1.941 miles dan F-22 serta Sukhoi Su-57 mencapai lebih dari 2.000 miles. 

Eurofighter Typhoon dilengkapi dengan satu meriam 27mm, enam rudal udara jarak menengah, dua rudal udara jarak pendek dan tiga tangki bahan bakar eksternal. Rudal udara yang dimiliki pesawat tempur ini memiliki kecepatan mencapai 4.248 km/jam.

Sementara itu jika ditinjau dari sisi meriam, kecepatan rotasinya mencapai 1.700 rotation per minute (rpm) dengan jangkauan operasional mencapai 0,3 hingga 50 km. Secara umum Eurofighter Typhoon memang tidak bisa dianggap remeh. 

Namun, kolumnis di Media Austria Kleine Zetung, Franz-Stefan Gady memiliki penilaian tersendiri terhadap rencana Prabowo. Hal itu disampaikan Gady via akun Twitter resminya @HoansSolo seperti dikutip CNBC Indonesia, Senin (20/7/2020).

"Untuk berbagai alasan, ini tidak realistis," tulisnya. "Pada 2015, Indonesia pernah mengadakan dengan Airbus pada 2015 untuk pengadaan Eurofighter. Tapi kemudian Indonesia malah memilih Sukhoi Su-35 alih-alih Eurofighter."

Lebih lanjut, Gady bilang kalau Airbus tidak akan menyetujui penjualan itu. Di sisi lain, Eurofighter milik Austria membutuhkan upgrade besar-besaran sehingga membuatnya terlalu mahal untuk Indonesia.


(twg/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo di antara Dua Pilihan, Eurofighter atau Sukhoi Su-35?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular