
Prabowo di antara Dua Pilihan, Eurofighter atau Sukhoi Su-35?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar terbaru menyebutkan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto kesengsem dan tertarik untuk membeli 15 unit pesawat tempur Austria berjenis Eurofighter Typhoon.
Prabowo dikabarkan menulis surat kepada Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner. Kendati demikian, Kemenhan Austria tidak mau berkomentar lebih lanjut perihal surat tersebut.
Pesawat Eurofighter yang dibidik Prabowo ini merupakan pesawat yang 'dibuang' oleh Austria. Pada 2003 silam Austria membeli 15 unit dari Airbus. Namun ada dugaan penggelembungan harga yang dilakukan oleh Airbus sehingga membuat Austria harus merugi miliaran euro.
Selain dugaan penggelembungan harga, media global juga menyebutkan bahwa pesawat tersebut jarang mengudara dan lebih banyak tinggal di kandang.
Sebelum melirik Eurofighter, Prabowo sempat mengincar pesawat tempur buatan Rusia yakni Sukhoi Su-35 flanker. Kedua pesawat ini merupakan generasi keempat yang menyuguhkan teknologi yang sama canggihnya.
Mengutip nationalinterest.org, Eurofighter dikabarkan mampu mengimbangi kekuatan flanker apabila dihadapkan dalam situasi pertempuran. Namun Eurofighter lebih diunggulkan dalam dua hal yakni interface dan teknologi sensor.
Dari segi teknologi, baik Su-35 Flanker maupun Typhoon saat ini belum dilengkapi dengan radar array yang dipindai secara elektronik. Namun keduanya memiliki kemampuan rudal di luar jangkauan visual (Beyond Visual Range/BVR) yang sangat baik.
Jika mengacu pada kajian yang dilakukan Aviatia.net, rating kedua jet tempur itu tergolong sempurna/excellent. Dari segi rudal di luar jangkauan visual (BVR) Eurofighter diunggulkan dengan rating 91% dibanding flanker yang hanya 87%.
Dari segi teknologi, aviatia.net memberikan skor 8,8 untuk Eurofighter dan 8,2 untuk flanker dari skala 0-10. Apabila dilihat dari sisi kemampuan bermanuver, Sukhoi Su-35 masih lebih unggul.
Sementara dari segi kecepatan, Eurofighter masih lebih kencang dengan kecepatan maksimum mencapai 2,35 Mach. Kecepatan maksimum Sukhoi Su-35 yang tercatat mencapai 2,25 Mach.
Typhoon juga memiliki satu keunggulan lain. Angkatan Udara Kerajaan Inggris akan mulai menggunakan rudal meteor MBDA. Rudal tersebut merupakan senjata bertenaga ramjet jarak jauh itu versi yang terbaik hingga saat ini.
Meskipun sedikit lebih diunggulkan, taring Sukhoi Su-35 buatan Russia masih tergolong sangar, sehingga untuk menumbangkan pesawat tempur tersebut tidak akan mudah dan membutuhkan skill pilot serta strategi dan taktik yang jitu dalam memanfaatkan keunggulan yang dimiliki serta memahami titik lemah lawan.
Eurofighter Typhoon memang canggih dan tidak bisa dianggap remeh. Namun, kolumnis di Media Austria Kleine Zetung, Franz-Stefan Gady memiliki penilaian tersendiri terhadap rencana Prabowo. Hal itu disampaikan Gady via akun Twitter resminya @HoansSolo seperti dikutip CNBC Indonesia, Senin (20/7/2020).
"Untuk berbagai alasan, ini tidak realistis," tulisnya. "Pada 2015, Indonesia pernah mengadakan dengan Airbus pada 2015 untuk pengadaan Eurofighter. Tapi kemudian Indonesia malah memilih Sukhoi Su-35 alih-alih Eurofighter."
Gady bilang kalau Airbus tidak akan menyetujui penjualan itu. Di sisi lain, Eurofighter milik Austria membutuhkan upgrade besar-besaran sehingga membuatnya terlalu mahal untuk Indonesia.
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Canggih Mana, Eurofighter Bidikan Prabowo Vs Rafale?