
Kisah Eurofighter Bidikan Prabowo yang Dirancang Inggris Cs

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto mengincar jet tempur Eurofighter Typhoon milik Austria. Tercatat ada 15 unit jet tempur yang diincar oleh Prabowo.
Sekadar kilas balik, prototipe pesawat perang ini dirancang di 4 negara, yakni Inggris, Jerman, Italia dan Spanyol, dengan melibatkan perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan terkemuka masing-masing negara.
Dikutip dari laman eurofighter.com, prototipe Eurofighter Typhoon dibangun sejak tahun 1989. Saat itu, disepakati masing-masing dari empat negara induk akan menjadi tuan rumah jalur produksi dan perakitan akhir untuk komponen-komponen pesawat yang menjadi tanggung jawabnya. Warton untuk Sistem BAE, Manching untuk EADS Jerman , Turin untuk Leonardo - Divisi Pesawat dan Getafe untuk EADS CASA.
Pada tahun 1994, Kepala Staf Angkatan Udara Jerman, Spanyol, Inggris dan Italia menyetujui persyaratan pesawat canggih mereka. Hal itu ditandai dengan DA1 dan DA2 Eurofighter Typhoon yang melakukan penerbangan uji pertama mereka pada tahun yang sama.
Pada tahun 1996, negara-negara ini akhirnya menyetujui produksi workshare, dan setahun kemudian uji terbang ke 500 berlangsung di Manching, Jerman. Selama akhir 1990-an dan awal 2000-an, pesawat melakukan uji coba lingkungan, penembakan senjata, bahan bakar dalam penerbangan yang luas, dan uji kecepatan supersonik.
"Antara tahun 2003 dan 2005, Eurofighter Typhoon diperkenalkan ke layanan di Angkatan Udara empat negara di atas. Selama periode ini pesawat menerima sub sistem bantu defensif (DASS), sistem informasi dan distribusi multi fungsi (MIDS), input suara langsung awal (DVI) dan sistem fusi sensor," tulis laman tersebut dikutip CNBC Indonesia, Senin (20/7/20).
Pada 2005, Inggris menandatangani kesepakatan dengan Arab Saudi yang mana Eurofighter Typhoon akan menggantikan Saudi Tornados. Pada tahun 2006 pesawat itu beroperasi dan berpatroli di langit Italia selama Olimpiade Musim Dingin. Angkatan Udara Austria (Luftstreitkräfte) menerima Eurofighter Typhoon pertama pada 2007, sedangkan Arab Saudi menerima pesawat pertama pada 2008.
Setahun kemudian, 4 negara inti dari konsorsium pendiri menerima tahap kedua dari pesawat, yang melakukan percobaan penembakan rudal udara-ke-udara (AMRAAM) jarak menengah yang unik. Tujuannya adalah untuk menembakkan rudal saat radar dalam mode pasif, untuk menunjukkan kemampuan kunci tersembunyi.
Juga pada tahun itu, ditetapkan pesawat akan menerima upgrade setiap dua tahun dan upgrade perangkat keras utama setiap empat tahun. Pada 2010, pesawat ini menampilkan sistem simbologi yang dipasang di helm canggih (HMSS).
Eurofighter memulai misi tempur di Libya pada 21 Maret 2011 sebagai bagian dari operasi Dawn Odyssey PBB. Saat pengerahan, jet ini membawa bom Enhanced Paveway II dan total 3.000 jam terbang selama periode enam bulan pada Operasi Ellamy.
Pada November 2011, pesawat ke-300 dikirim ke Angkatan Udara Spanyol. Pada Desember 2012, sebuah kontrak untuk pasokan 12 pesawat ke Kesultanan Oman ditandatangani. Pada 2013, kontrak ditandatangani untuk integrasi Meteor dan Peningkatan Fase 2 (P2E). Pada tahun yang sama, Eurofighter ke-400 dikirim ke Angkatan Udara Jerman.
"Selama 2014, upgrade P1E mulai beroperasi, kontrak integrasi Storm Shadow ditandatangani serta kontrak untuk pengembangan radar Captor-E (E-Scan) untuk Typhoon. Pada Februari 2015, kontrak Fase 3 Enhancements (P3E) ditandatangani selama Pameran Pertahanan IDEX dan 2015 juga menyaksikan RAF melakukan banyak keterlibatan di Suriah dan Irak," tulis laman Eurofighter.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dalih Prabowo Mau Borong Eurofighter Typhoon Austria, Simak!
