
Harga Komoditas Jeblok, Cuma Kopi dan Sawit yang Selamat

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melaporkan harga komoditas andalan ekspor masih dalam tren turun. Bahkan penurunannya semakin dalam.
Dalam laporan Tinjauan Kebijakan Moneter edisi Juli 2020 yang dirilis Senin (20/7/2020), indeks harga komoditas yang disusun BI menunjukkan angka -4,8 sejak akhir tahun lalu alias year-to-date (YtD). Indeks ini sudah negatif sejak 2018, tetapi tahun ini menjadi yang paling parah.
![]() |
"Harga komoditas diperkirakan lebih rendah sejalan dengan pemulihan ekonomi yang tidak secepat prakiraan semula. Harga minyak turun sesuai dengan perkiraan, didukung oleh permintaan yang mash lemah di tengah penurunan penawaran karena komitmen pemotongan produksi OPEC+," sebut laporan BI.
MH Thamrin menilai penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) membuat proses pemulihan ekonomi menjadi tidak pasti. Mobilitas pelaku ekonomi yang belum kembali normal sejalan penerapan protokol kesehatan turut menahan aktivitas ekonomi.
"Perkembangan ini menyebabkan efektivitas berbagai stimulus kebijakan yang ditempuh dalam mendorong pemulihan ekonomi di banyak negara maju dan negara berkembang termasuk Tiongkok, menjadi terbatas. Sejumlah indikator ekonomi global menunjukkan permintaan yang lebih lemah, ekspektasi pelaku ekonomi yang masih rendah, serta permintaan ekspor yang tertahan sampai Juni 2020," sebut laporan BI.
Bagaimana dengan Indonesia?
BI memperkirakan ekonomi Tanah Air mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) pada kuartal II-2020. Ini dipengaruhi oleh kontraksi ekonomi domestik pada April-Mei 2020 sejalan dengan dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus corona yang mengurangi aktivitas ekonomi.
Pada Juni, lanjut laporan BI, sebenarnya mulai muncul tanda-tanda perbaikan. Namun tentu belum menyamai level sebelum pandemi.
"Beberapa indikator dini permintaan domestik menunjukkan perkembangan positif ini seperti tercermin pada penjualan ritel, Purchasing Manager Index, ekspektasi konsumen, dan berbagai indikator domestik lain, yang mulai meningkat. Kinerja ekspor Juni 2020 pada beberapa komoditas seperti besi dan baja juga membaik seiring peningkatan permintaan dari Tiongkok untuk proyek infrastruktur," sebut keterangan BI.
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor RI Meroket, Awas Kena 'Penyakit Belanda'!