Bukan Mimpi Siang Bolong, Tapi Cita-cita RI Jadi Negara Maju

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
20 July 2020 12:11
Jelang Akhir Tahun, Warga Jakarta Padati Monas. (CNCB Indoensia/Muhammad Sabki)
Foto: Jelang Akhir Tahun, Warga Jakarta Padati Monas. (CNCB Indoensia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia harus mengejar visinya menjadi negara maju, meski saat ini masih harus berusaha keluar dari krisis karena pandemi covid-19.

Untuk diketahui, saat ini Indonesia sudah menjadi negara menengah atas atau middle income country sejak 1 Juli 2020. Kenaikan status di tengah pandemi Covid-19 ini, karena Bank Dunia melihat pendapatan per kapita Indonesia tahun 2019 naik menjadi US$ 4.050 dari posisi sebelumnya US$ 3.840.

"Kita saat ini sudah menjadi negara pendapatan per kapita US$ 4.050, kita mau tetap sadar untuk mengejar visi sebagai negara maju."

"Kita tetap mau bercita-cita dengan segala kesusahan dan tekanan yang dihadapi, kita mau bonus demografi saat ini orang produktif lebih besar dari orang yang tidak produktif," tutur Kepala BKF Kemenkeu Febrio Kacaribu dalam diskusi virtual, Senin (20/7/2020).

Menurut Febrio, pemerintah bersama otoritas terkait saat ini, sambil melakukan recovery ekonomi karena pandemi, pihaknya juga berupaya untuk bisa menumbuhkan pertumbuhan ekonomi di atas 5% - 6% agar 25 tahun dari sekarang bisa jadi negara maju.

"Sambil lanjutkan pemulihan ekonomi nasional [...] kita harus tetap ikhtiar mengejar ketertinggalan dari negara yang sudah di depan. Ini bukan hal yang mustahil dan generasi ini yang bawa kita masuk ke negara maju," tuturnya.

Untuk diketahui, Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia akan kembali pulih di tahun depan. Perekonomian diprediksi mencapai 4,8%.

Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, Frederico Gil Sander, menyadari bahwa kebutuhan belanja negara terus meningkat untuk penanganan COVID-19. Sementara penerimaan negara diproyeksi sulit mencapai target.

Akibat hal tersebut, pembiayaan utang demi menutup defisit APBN pun dilakukan pemerintah. Namun Frederico menuturkan, pemerintah harus dapat mengelola utang tersebut secara baik. Karena jika tidak, hal ini justru akan menjadi hambatan Indonesia untuk pulih.

"Jika ini tidak dikelola dengan baik, maka stabilitas makroekonomi di Indonesia yang merupakan pilar itu juga menjadi tantangan tersendiri. Itu akan hambat jalan menuju pemulihan," ujarnya dalam konferensi pers Bank Dunia secara virtual, Kamis (16/7/2020).


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indonesia Jadi Negara Maju 2045? Maaf, Masih Jauh Dari Angan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular